Find Us On Social Media :

Hadapi Skenario Terburuk, Ini Rencana Cadangan Bila Vaksin Virus Corona Tidak Ada Sampai Tahun Depan

By Mentari DP, Minggu, 26 Juli 2020 | 08:00 WIB

Ilustrasi virus corona (Covid-19).

Intisari-Online.com - Setelah hampir 7 bulan pandemi virus corona (Covid-19) terjadi, ada kabar baik untuk kita semua.

Disebutkan bahwa beberapa kandidat vaksin di Inggirs, China dan AS mengalami kemajuan pesat.

Meski ada kemajuan pengembangan vaksin, sejumlah ahli mengatakan dunia perlu rencana cadangan.

Ken Frazier, CEO perusahaan farmasi raksasa Merck, mengatakan ada tantangan besar yang melekat pada pengembangan dan pembagian vaksin.

Baca Juga: Covid Hari Ini 25 Juli 2020: Ada 97.286 Kasus di Tanah Air, 20.000 di Antaranya dari Jawa Timur

 

Selain itu, tahap uji coba selanjutnya yang lebih besar dapat mengungkapkan efek samping yang lebih serius atau batasan efektivitasnya.

 

 

Bila vaksin tidak ada

Menghadapi skenario terburuk yang bisa saja terjadi, para ahli menyumbang beberapa saran untuk rencana cadangan bila vaksin ternyata tidak berhasil dikembangkan.

Baca Juga: AS Kirim 20.000 Tentara, Jenderal Rusia Prediksi Perang Dunia 3 Siap Pecah di Tahun 2020 Ini, 'Ada Konflik Militer Skala Besar'

Berikut, beberapa di antaranya:

1. Meningkatkan kapasitas tes dan kecepatan waktu pengolahan hasil tes.

Hal ini dapat membantu mendeteksi wabah sebelum lepas kendali.

2. Menyewa dan melatih lebih banyak pelacak kontak, dan mungkin bahkan bereksperimen dengan aplikasi digital untuk membantu mereka.

Hal ini dapat membantu melacak penyebaran virus.

3. Menemukan perawatan yang efektif yang mempercepat pemulihan dan meningkatkan kemampuan bertahan hidup dapat membuat pandemi lebih mudah untuk dikelola sebagai ancaman sehari-hari.

4. Mantan pejabat kesehatan Obama, Andy Slavitt, menyerukan dorongan nasional untuk memproduksi masker N95 berkualitas tinggi untuk penggunaan umum sehari-hari, dan bukan masker kain yang lebih umum.

Kemudian, ada juga skenario buruk lain yang tentunya tidak diinginkan.

Virus corona, SARS-CoV-2, menang melawan manusia.

Bila hal itu terjadi, satu-satunya harapan adalah mencapai herd immunity.

Jika cukup banyak orang yang terinfeksi selama menunggu kemunculan vaksin, suatu negara dapat mendekati herd immunity dan mendapatkan setidaknya jeda sementara dari wabah besar.

Baca Juga: Gara-gara Masalah Ini, Jutaan Orang Tidak Menyadari Bahwa Iran Memata-matai Indonesia Selama Bertahun-tahun

Beberapa ahli memperkirakan mencapai titik itu akan membutuhkan sebanyak 60 persen hingga 70 persen populasi untuk terinfeksi, sementara yang lain melihat ambang batas yang berpotensi lebih rendah.

Menurut sebuah studi minggu ini oleh CDC, AS masih jauh dari ambang batas itu.

Karena saat ini hanya 24 persen dari kota New York, yang terdampak paling parah, dipercaya memiliki antibodi terhadap virus.

Tetapi beberapa orang berpendapat bahwa kita mungkin mencapai titik itu lebih awal dari yang kita kira jika wabah saat ini memburuk.

Mantan Komisaris FDA Scott Gottlieb, seorang kontributor CNBC yang duduk di dewan Pfizer, meramalkan bahwa pada awal 2021 penduduk AS akan memiliki salah satu antara vaksin, atau herd immunity.

Namun, bila itu terjadi negara mungkin tidak akan merayakannya.

"Kita masih jauh dari itu sekarang, dan banyak kematian dan penyakit akan datang sampai kita tiba di titik itu," kata Gottlieb.

(Jawahir Gustav Rizal)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Rencana Cadangan jika Tidak Ada Vaksin Corona Tahun Depan")

Baca Juga: Positif Covid-19 pada H-3 Jelang Pernikahannya, Pria Ini Ucapkan Ijab Kabul dengan APD Lengkap, Penghulu Duduk di Tenda yang Berjarak