Pasalnya secara teori virusnya pun akan mati juga.
"Yang terbaik, mohon maaf saya Muslim ini, secara teori yang terbaik ya dibakar, karena virusnya akan mati juga," ujar Tito sebagaimana dilansir dari tayangan webinar dari Puspen Kemendagri pada Kamis (23/7/2020).
Lantas apakah benar virus akan mati jika jenazah pasien Covid-19 dibakar?
Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman menampik hal tersebut.
"Studi di (jurnal) Lancet dan juga pernyataan dari WHO menyatakan bahwa isu kremasi lebih aman dibanding dikubur adalah mitos," ujarnya pada Kompas.com pada Jumat (24/7/2020).
Lanjutnya, itu juga terjadi di berbagai pandemi sebelumnya.
Jenazah pasien dibakar atau dikremasi, imbuhnya tergantung dari aturan yang dibuat masing-masing negara.
Dia menyebutkan seperti Sri Lanka dan China, mereka memaksakan pada warganya untuk melakukan hal tersebut.
"Ebola yang lebih infeksius dan mudah menular lewat jenazah saja tidak ada keharusan untuk dikremasi," tambahnya.
Penularan lewat jenazah
Dicky menjelaskan saat wabah Ebola, sekitar 20 persen kasusnya terjadi akibat penularan lewat jenazah.