Amerika dan Sekutunya Kepanasan, Korea Utara Pamerkan Senjata yang Bisa Menembus Pertahanan Udara AS, Marinir AS Sampai Merengek Minta Tolong Israel Tapi Ditolak

Afif Khoirul M

Penulis

Korea Utara diketahui kembangkan senjata yang bisa mengancam Amerika, bahkan amerika kepanasan dan minta bantuan Israel tetapi ditolak.

Intisari-online.com -Amerika dan Sekutunya Kepanasan, Korea Utara Pamerkan Senjata yang Bisa Menembus Pertahanan Udara AS, Marinir AS Sampai Merengek Minta Tolong Israel Tapi Ditolak.

Seperti yang kita ketahui, Korea Utara merupakan negara yang sangat getol mengembangkan senjata nuklir.

Hal itu bahkan membuat Amerika merasa ketar-ketir sampai menekan Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi.

Meskipun sempat tercapai kesepakatan antara Donald Trump dan Kim Jong-Un mengenai denulirisasi.

Tampaknya hubungan keduanya mulai renggang, Korea Utara kini kembali gila-gilaan kembangkan senjata nuklir.

Baca Juga: Membentang Hingga Indonesia, 'Resimen Litoral Laut' Mulai Diaktifkan AS di Pulau Ini, Batasi Ruang Gerak Tiongkok di Laut China Selatan

Menurut laporan terbaru oleh Layanan Penelitian Kongres (CRS) melalui 24h.com.vnJuli 2020 menunjukkan bahwa tiga rudal Korea Utara kini tengah dikembangkan.

Bahkan, senjata itu diyakini bisa menghancurkan sistem pertahanan udara dan mengancam keamanan Amerika Serikat dan sekutunya.

CRS mengatakan, uji coba rudal Korea Utara pada awal bulan Juli 2020, menunjukkan untuk melanjutkan pengembangan rudal balistik.

"Korea Utara jelas menunjukkan upayanya untuk mengembangkan rudal yang mampu melewati pertahanan udara AS seperti Patriot, BMD, dan THAAD," tulis laporan itu.

Baca Juga: Berani Sesumbar Tak Ada Covid-19 di Korut, Mengapa Kim Jong-Un Ketakutan hingga Paksa Warganya Pakai Masker dan Jika Melanggar Diancam Kerja Paksa

"Untuk rudal balistik kapal selam, Korea Utara dengan sengaja meluncurkan serangan dari tempat-tempat di luar radar kompels THAAD," kata CRS.

Laporan CRS mengidentifikasi tiga model rudal Korea Utara dengan kemampuan ini, termasuk di antaranya KN-23, KN-24, dan KN-25.

Ini adalah model rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan dari kendaraan peluncuran.

Dirancang untuk bisa mengelabui sistem pertahanan udara.

Rudal KN-23, memiliki jangkuan terpanjang hingga 700 km, menurut Institute for Strategic and Internasional Studies (CSIS).

KN-23 dianggap sebagai langkah terbaru oleh Korea Utara untuk senjata taktis.

Baca Juga: Percaya Diri Negaranya Dipimpin Oleh 'Dewa' Bernama Kim-Jong Un, Rakyat Korea Utara Tak Sadar Betapa Bobroknya Negerinya, Kami Tidak Tahu Apa Itu China Atau Rusia

Rudal ini memiliki kemampuan untuk mengubah jalur penerbangan untuk menipu rudal pertahanan udara.

KN-24, memiliki sistem yang berbeda pula, "sistem perpaduan aktif dan kemampuan manuver untuk mencapai tingkat serangan yang akurat."

Laporan CRS menggambarkan rudal ini dilengkapi dengan hulu ledak nuklir atau hulu ledak konvensional.

KN-25, senjata terakhir ini merupakan hibrida antara roket penghancur dan roket pemandu.

Model ini memiliki desain aerodinamis dipandu inersia dan satelit.

KN-25 dapat dilengkapi dengan serangkaian senjata jet, tembakan musuh yang luar biasa.

Baca Juga: Kim Jong Un Seleksi Anggota Baru Moranbong Band, Bukan Sembarangan Girl Band, Anggotanya Ternyata Punya Posisi Tinggi di Militer Korut hingga Jadi Alat Diplomasi

Kompleks pertahanan rudal BMD AS di Korea Selatan dan Jepang berspesialisasi pada pendeteksian dan pencegatan rudal strategis.

Tetapi dengan rudal taktis jarak pendek seperti milik Korut, AS tidak memiliki kesempatan untuk melakukan deteksi dan pencegahan efektif.

Marinir AS pernah meminta bantuan Israel untuk meningkatkan kendaraan tempur infantri Humvee untuk dilengkapi rudal pertahanan udara jarak pendek.

Amerika Serikat ingin membeli kompleks pertahanan udara Iron Dome Israel, namun kesepakatan itu ditolak dan dibatalkan oleh Israel.

Pihak Israel tidak mau memberikan Amerika sumber rudal.

Iron Dome diciptakan untuk mencegat roket dengan jarak pendek dari 4 km hingga 70 km.

Artikel Terkait