Find Us On Social Media :

Diberi Dokter Obat untuk Gangguan Mental, Payudara Remaja Laki-laki Ini Membesar dan Membengkak, Bikin Dia Ngamuk dan Tuntut Dokternya Karena Salah Obat

By Mentari DP, Sabtu, 18 Juli 2020 | 08:10 WIB

Ilustrasi payudara pada pria.

Intisari-Online.com - Bagi sebagian besar wanita, punya payudara besar adalah impian.

Karena itu terkadang membuat seorang wanita menjadi percaya diri.

Tapi bagaimana jika seorang laki-lakilah yang memiliki payudara?

Tentu saja dia marah!

Baca Juga: 11 Tahun Derita Kanker hingga Gigi Rontok dan Lidah Terjulur Keluar, Wanita Ini Tak Pernah Dapat Bantuan, 'Hanya Disuruh Foto Pegang Kertas Saja, Uangnya Tidak Ada'

Apalagi memiliki payudara tidak pernah menjadi impiannya.

Kisah ini berawal dari seorang remaja laki-laki di California menuntut dokter yang membuat payudaranya membesar.

Ternyata ini akibat salah meminum obat untuk penyakit gangguan mental oppositional defiant disorder (ODD) yang dideritanya.

Baca Juga: Lelah, Netizen Pertanyakan Kapan Pandemi Virus Corona di Indonesia Akan Berakhir, Pakar: Kita Enggak Tahu Kapan Akan Berakhir

Remaja lelaki yang tak disebut namanya itu diberi hormon estrogen yang membuat sistem reproduksi wanita berkembang, setelah didiagnosa menderita gangguan ODD yaitu 2 hari usai masuk rumah rehabilitasi remaja di Eastlake Juvenile Hall pada Juni 2019.

Selama 13 hari remaja laki-laki itu meminum pil pemberian dokter sesuai resep, 1 pil setiap hari, yang semakin lama ia merasakan payudaranya membesar dan membengkak. 

Ternyata, dokter membuat remaja laki-laki itu mengidap ginekomastia, yaitu suatu kondisi yang diderita pria karena kadar estrogen dalam tubuhnya tinggi.

Melansir New York Post pada Jumat (17/7/2020), dokter dari departemen kesehatan daerah yang mendiagnosis remaja itu dan memberinya resep estrogen adalah Danny Wang.

Penyimpangan kondisi yang diciptakannya disebut tanpa persetujuan atau sepengetahuan orang tua korban.

Perawatan dokter ini dijelaskan dalam gugatan sebagai "eksperimental", dan para ahli kesehatan mengatakan kepada The Times bahwa hormon estrogen tidak dimaksudkan untuk membantu pengobatan pasien ODD.

Baca Juga: Tajir Melintir Sampai Ngaku Dipalak Rp35 Miliar atau Dilaporkan Nikahi Anak 7 Tahun, Terkuak Jumlah Kekayaan Syekh Puji yang Bikin Wanita Kepincut

ODD digambarkan sebagai gangguan yang diderita oleh anak-anak dan remaja yang terus-menerus menolak disiplin dan mencemooh aturan orang tua dan figur otoritas lainnya.

"Estrogen bukan pengobatan untuk ODD. Aku pastikan itu."

"Anda tidak akan menemukan referensi di mana pun yang mendukung penggunaan estrogen untuk ODD," kata James seorang profesor psikiatri klinis di UCLA, McGough.

Remaja laki-laki itu berhenti minum pil pada Juli 2019 ketika dia mengeluh tentang efek sampingnya.

Kepada The Times, Wesley Ouchi pengacara remaja itu remaja laki-laki itu mengatakan, setelah dibebaskan dari rumah rehabilitas remaja pada April, kliennya akan melakukan operasi untuk mengembalikan efek pil estrogen yang dikonsumsi.

(Shintaloka Pradita Sicca)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Payudaranya Membesar gara-gara Salah Obat, Remaja Ini Tuntut Dokternya")

Baca Juga: Meski Kostumnya Rapi dan Elegan, Nyatanya Paspampres Disebut 'Mesin Perang', Sudah Disumpah Selalu Siap Mati Demi Menyelamatkan Presiden