China Bersumpah Serapah Akan Membalas Setelah Trump Mengakhiri Status Khusus Hong Kong, Trump: 'Saya Tak Punya Rencana untuk Bicara Dengannya'

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Selasa memerintahkan diakhirinya status khusus Hong Kong di bawah hukum AS.

Hal itu untuk menghukum China atas apa yang ia sebut tindakan opresif terhadap bekas koloni Inggris.

Namun itu malah mendorong Beijing untuk memperingatkan sanksi pembalasan.

Mengutip keputusan China untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru untuk Hong Kong, Trump menandatangani perintah eksekutif yang katanya akan mengakhiri perlakuan ekonomi istimewa untuk kota tersebut.

Baca Juga: Lakukan Lockdown Selama Berbulan-bulan,Ekonomi Singapura Anjlok ke Level Terparah Sepanjang Sejarah, Walau Gitu Mereka Sukses Tekan Kasus Covid-19

"Tidak ada hak istimewa khusus, tidak ada perlakuan ekonomi khusus dan tidak ada ekspor teknologi sensitif," katanya dalam konferensi pers seperti dilansir Reuters, Rabu (15/7).

Trump juga menandatangani RUU yang disetujui oleh Kongres AS untuk menghukum bank yang melakukan bisnis dengan pejabat China yang menerapkan undang-undang keamanan yang baru.

“Hari ini saya menandatangani undang-undang, dan perintah eksekutif untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas tindakan agresifnya terhadap rakyat Hong Kong," kata Trump.

Baca Juga: Tak Henti-hentinya Serang Negaranya, PM Jepang Sebut Sikap China Lebih Berbahaya daripada Ancaman Nuklir Korea Utara

"Hong Kong sekarang akan diperlakukan sama dengan China daratan," tambahnya.

Di bawah perintah eksekutif, properti AS akan diblokir dari siapa pun yang bertekad untuk bertanggung jawab atau terlibat dalam "tindakan atau kebijakan yang merusak proses atau lembaga demokrasi di Hong Kong," menurut teks dokumen yang dirilis oleh Gedung Putih.

Ini juga mengarahkan pejabat untuk mencabut pengecualian lisensi untuk ekspor ke Hong Kong, termasuk mencabut perlakuan khusus bagi pemegang paspor Hong Kong.

Baca Juga: Sering Dipecundangi, Iran Tertawa Kapal Perang AS Terbakar, Sebut Itu Hasil Perbuatan AS Sendiri

Kementerian luar negeri China mengatakan pada hari Rabu (15/7), Beijing akan mengenakan sanksi balasan terhadap individu dan entitas AS sebagai tanggapan terhadap undang-undang yang menargetkan bank, meskipun pernyataan yang dirilis melalui media pemerintah tidak merujuk pada perintah eksekutif.

"Urusan Hong Kong adalah murni urusan dalam negeri China dan tidak ada negara asing yang memiliki hak untuk ikut campur," kata kementerian itu.

Kritik terhadap undang-undang keamanan ini dikhawatirkan akan menghancurkan kebebasan luas yang dijanjikan ke Hong Kong ketika kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997.

Sementara para pendukung mengatakan itu akan membawa stabilitas ke kota itu setelah satu tahun protes anti-pemerintah yang terkadang keras.

Baca Juga: Jual Bibit Daun Saga, Ketahui 3 Manfaat Ini, Yuk Tanam Sendiri!

Undang-undang keamanan menghukum apa yang secara luas didefinisikan Beijing sebagai subversi, pemisahan diri, terorisme, dan kolusi dengan pasukan asing yang hidup di penjara.

Hubungan AS dengan China telah tegang karena pandemi global virus corona, penumpukan militer China di Laut Cina Selatan, perlakuannya terhadap Muslim Uighur dan surplus perdagangan besar-besaran.

Penanganan Trump terhadap pandemi virus corona telah menimbulkan keraguan tentang apakah ia dapat memenangkan pemilihan ulang pada 3 November di tengah lonjakan infeksi baru.

Baca Juga: Menguak Bagaimana Bisnis Prostitusi Online Berjalan, Modus Kekinian, Bicarakan Soal Gaya-gaya Bercinta, hingga Hanya Mau Layani Klien yang Tampan

Dia telah berusaha untuk membelokkan kesalahan terhadap Tiongkok.

"Jangan salah. Kami menganggap China bertanggung jawab penuh untuk menyembunyikan virus dan melepaskannya ke dunia."

"Mereka bisa menghentikannya, mereka seharusnya menghentikannya."

"Itu akan sangat mudah dilakukan di sumbernya, ketika itu terjadi, ” katanya.

Baca Juga: Artis HH Terlibat Prostitusi Online, Mengaku Dapat DP Rp20 Juta, 'Semakin Terkenal Artisnya, Semakin Mahal Harga Artis Tersebut '

Ditanya apakah dia berencana untuk berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Trump berkata:

"Saya tidak punya rencana untuk berbicara dengannya."

Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul asli "China bersumpah akan membalas setelah Trump mengakhiri status khusus Hong Kong"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait