Find Us On Social Media :

Nyeleneh! Begini Kisah Saat Sekelompok Punk Sengaja Menyuntikkan Virus HIV ke Tubuh Sendiri untuk Mendapatkan Kedamaian, Kebebasan, dan Surga

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 12 Juli 2020 | 14:29 WIB

Los Frikis, komunitas punk Kuba yang menyuntikkan HIV ke tubuhnya sendiri

Intisari-Online.com - Ketika banyak yang berlomba-lomba terbebas darinya, nyatanya pernah ada sekelompok orang yang dengan sengaja menyuntikkan virus mematikan HIV ke tubuh mereka sendiri.

Eit, tapi jangan salah paham dulu, tujuan mereka tidak untuk membahayakan orang lain kok.

Kelompok ini menamakan diri Los Frikis, kelompok punk yang berbasis di Kuba.

Waktu itu, pemerintahan Fidel Castro berusaha keras untuk mempertahankan ketertiban nasional dengan paksa.

Baca Juga: Setiap Hari Dianiaya dengan Tangan Kosong Hingga Besi, Temuan Jasad WNI di Freezer Kapal Tongkang Bendera China Buktikan Praktik Perdagangan Manusia Mengerikan di Kapal Itu

Salah satu manifestasinya, polisi menindak keras para gelandangan dan orang-orang yang dianggap berada di “luar” kelompok mereka.

Para Frikis menjadi salah satu target penertiban itu, lantaran mereka dianggap berbeda, dianggap melalaikan norma kehidupan di bawah sosialisme Kuba.

Lebih dari itu, mereka sering dilecehkan, ditangkap, dipenjarakan, atau dipaksa melakukan kerja kasar.

Nah, salah satu bentuk protes yang mereka lakukan adalah dengan menginfeksi diri mereka sendiri dengan HIV yang mereka ambil dari teman-teman Frikis mereka yang positif HIV.

Baca Juga: Berhenti Berikan 'Cupang' pada Pasangan Anda, Remaja Laki-laki Usia 17 Tahun Ini Kejang-kejang Lalu Meninggal Karena Dicupang Pacarnya

Bagaimanapun juga, ini sangat membingungkan.

Tapi dengan beragam alasan, apa yang dilakukan kelompok ini cukup beralasan.

Setelah  runtuhnya Uni Soviet, Kuba relatif berjuang sendirian.

Kondisi ini membuat negara yang terletak di Amerika Tengah itu mengalami krisis pangan yang secara fisik mengubah orang Kuba untuk selamanya.

Baca Juga: Ditanya Secara Pribadi Setuju Tidak Serangan Siber Terhadap Rusia, Jawaban Trump Mengejutkan: 'Tidak Ada yang Lebih Tangguh Menghadapi Rusia Dari Pada Saya', Ini Dalihnya

Nah, di waktu yang sama, wabah AIDS semakin memburuk.

Negara-negara di seluruh dunia pun segera mengendalikan penyebaran virus ini.

Yang paling kontroversial adalah yang dilakukan Kuba.

Orang-orang dewasa di negara itu yang terjangkit HIV dimasukkan ke sanatorium untuk dikarantina.

Baca Juga: Indonesia Tak Kalah Moncer, Inilah Jajaran 7 Sniper Terbaik Dunia, Ada Nama Tentara Indonesia Lho!

Nah, dalam kondisi inilah para Frikis melihat ada kesempatan untuk melarikan diri dari masyarakat yang diskriminatif, yang berusaha merampas kebebasan mereka.

“Ia tahu, dengan menginfesi diri, ia akan dikirim ke sanitarium,”ujar Niurka Fuentes, bercerita tentang suaminya, seorang Frikis bernama Papo La Bala alias Papo si Peluru, kepada Vice.

“Ia tahu akan bertemu orang seperti dirinya di sana, polisi akan meninggalkannya, dan ia bisa menjalani hidupnya dengan damai.”

Menurut laporan Ranker.com, Papo menginfeksi dirinya dengan HIV menggunakan darah yang diperolehnya di sebuah konser.

Baca Juga: Kepala Dibuat Mirip Bak Alien dan 90% Tubuhnya Ditato, Inilah Pasangan dengan Rekor Modifikasi Tubuh Terbanyak di Dunia

Ia mengklaim, dirinya melakukan itu karena pemerintah Kuba tidak akan membiarkannya menjalani hidup dengan caranya, cara punk-nya.

Jadi ia akan melawan, bagaimanapun caranya.

Lebih dari itu, ia sadar dengan konsekuensi yang akan ia tanggung di depannya.

Benar, daripada harus hidup di jalanan atau di tempat di mana mereka kerap dilecehkan dan dianiaya, para Frikis yang terinfeksi ini menemukan tempat di mana mereka dapat makan gratis, tempat tinggal, dan pengobatan.

Baca Juga: Tak Pernah Keluar Apartemen Selama Lockdown Covid-19, Pasangan Lansia Ini Ditemukan Tewas Membusuk, Diduga Sudah Meninggal Berbulan-bulan Lalu

Karena saking banyaknya Frikis yang dikirim ke sanitarium, tempat itu lantas menjadi surga punk.

“Anda bisa mendengar rock’n roll dan heavy metal yang keluar dari setiap rumah (di sanitarium),” ujar Yoandra Cardoso, seorang Friki yang kini tinggal di area bekas sanitarium.

“Ketika sanitarium dibuka pertama kali, 100 persen isinya Friki … kami semua bersama,” tambahnya.

Masih menurut Vice, pada 1989, militer menyerahkan kendali sanitarium kepada Kementerian Kesehatan.

Baca Juga: Terjebak di Lingkungan Setan, Beginilah Potret Memilukan Kehidupan Penjara di Israel yang Hanya Dihuni oleh Perempuan, Ada yang Berjejalan dalam 1 Sel Tahanan

Dan di bawah metodologi progresif, para pasien yang tinggal di sana diperbolehkan mendengar dan memainkan alat musik, berpakaian sesuai selera, dan bersosialisasi dengan orang lain baik di dalam maupun di luar sanitarium.

“Kami menciptakan dunia kami sendiri di sana,” tambah Fuentas.

Kini, hampir seluruh sanitarium sudah ditutup. Kalaupun ada, fungsinya lebih untuk rawat jalan alih-alih tempat karantina.  (Moh. Habib Asyhad)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari