Penulis
Intisari-Online.com - Tak banyak orang yang bersediaterjun secara langsung dalam misi menumpas ISIS.
Untuk itu, tentu orang yang bersedia melakukannya akan diberikan imbalan atau penghargaan yang layak.
Namun bagaimana jika orang yang telah membantu berjuang untuk menumpas ISIS justru dijebloskan ke penjara?
Seorang pria bernama Daniel Burke, 33, menandatangani formulir online untuk bergabung dengan Pasukan Demokrat Suriah untuk melawan ISIS.
Hal itu terjadi setelah insiden bom Manchester Arena 2017 yang mengerikan yang menewaskan 23 orang.
Dengan pengorbanan yang dilakukannya, Daniel bukannya mendapatkan penghargaan, tapi malah dijebloskan ke penjara.
Melansir Daily Star, Minggu (5/7/2020), pria asal Inggris itu bertempur melawan ISIS dan dijebloskan ke penjara setelah kembali ke Inggris.
Mantan penerjun payung itu lolos dari kematian tiga kali ketika melewati intelijen menuju kepala keamanan Inggris.
Tetapi ketika dia pulang dari Suriah, Daniel ditangkap dan ditahan selama delapan bulan atas tuduhan terorisme.
Daniel berkata: “Kami kehabisan amunisi.
"Mereka berkata kita harus menjaga satu putaran jadi jika perlu, kita bisa mengambil nyawa kita sendiri.
“Seorang teman bertanya, 'Tolong, kalau sampai seperti itu, tembak saya di belakang kepala.'
“Seorang penembak jitu menembaki saya dan peluru mengenai sisi helm saya. Saya terhuyung mundur. Saya pikir saya telah tertembak di (bagian) wajah. "
Daniel menandatangani formulir online untuk bergabung dengan Pasukan Demokrat Suriah untuk melawan ISIS setelah pemboman Manchester Arena 2017.
Dia pernah selamat dari ledakan bom dan mendapat sepsis dari serpihan logam.
Dia menambahkan: “Semuanya menjadi sangat intens. Ada banyak mayat. Anda akan melihat mobil meledak, terbang di udara."
Di salah satu benteng ISIS, dia menemukan dokumen yang menunjukkan jaringan teror tersebut membuat para jihadi untuk melamar pekerjaan di pabrik-pabrik dan kilang minyak di barat.
Dia berkata: "Saya mulai memotret dokumen-dokumen itu dan mengirimkannya ke unit anti-terorisme Manchester."
Daniel juga menceritakan bagaimana para jihadi mengambil amfetamin dan steroid untuk membantu mereka bertarung.
Cobaan penjara Daniel akhirnya berakhir pada hari Jumat.
Layanan Kejaksaan Mahkota tiba-tiba membatalkan semua tuduhan.
Mereka memutuskan "tidak ada tuduhan yang masuk akal" untuk menghukumnya.
Daniel, dari Wythenshawe, Greater Manchester, menghabiskan dua tahun di Angkatan Darat setelah meninggalkan bangku sekolah.