Tidak Sakit, Tapi Pria Ini Selama 10 Tahun Hanya Terbaring di Kasur, Tidak Pernah Bicara Lagi, Matanya Selalu Terpejam, dan Makan 3 Hari Sekali

Mentari DP

Penulis

Suroto nama pria tersebut, sudah 10 tahun hanya tiduran di tempat tidurnya. Menurut ibu Suroto, anaknya tidak menderita sakit.

Intisari-Online.com - Untuk bertahan hidup, seseorang perlu makan dan minum.

Namun bagaimana ada orang yang jarang makan dan minum, lalu hanya terbaring di kasur?

Bahkan sudah mengalaminya selama 10 tahun lamanya?

Terdengar aneh. Namun kejadian ini benar terjadi diKabupaten Magelang.

Baca Juga: Ngeri, Jika Tak Izinkan Anaknya Kembali ke Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19, Orangtua Akan Terima Denda Sebesar Rp44 Juta dan Hukuman Penjara

Dilansir dari kompas.com pada Sabtu (4/7/2020), di sudut sebuah rumah di Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang tergolek sesosok pria.

Di ruangan yang tepat bersebelahan dengan dapur tersebut, Suroto nama pria tersebut, sudah 10 tahun hanya tiduran di tempat tidurnya.

Menurut Sukanti (75), ibu Suroto, anaknya tidak menderita sakit.

"Saya tidak tahu bagaimana mulanya, tiba-tiba dia sudah tiduran dan tidak pernah bangun."

"Selain itu, dia juga tidak pernah berbicara lagi," terangnya dalam Bahasa Jawa pada Jumat pada (3/7/2020) saat ditemui di rumahnya.

Baca Juga: Sekolah Dibuka Lagi dan Baru Mau New Normal, Justru Kasus Virus Corona di Dunia Meningkat Tajam, Ada Lebih dari 100.000 Kasus per Hari!

Sukanti mengatakan selama tiduran tersebut, Suroto juga jarang membuka mata.

Dia hanya sesekali menatap atap rumahnya dan kemudian memejamkan mata lagi.

"Makannya juga jarang-jarang, tiga sampai empat hari sekali baru makan. Itu paling satu piring tidak habis," jelasnya.

Menurutnya, dia juga tidak pernah melihat Suroto ke kamar mandi.

Pernah dia seperti mendengar anaknya yang berusia sekitar 40 tahun tersebut berjalan ke kamar mandi.

Namun saat ditengok, Suroto sudah berada di tempat tidurnya.

Dia mengaku tidak tahu harus cara untuk merawat atau menyembuhkan anaknya.

Beberapa kali perangkat desa menengok dan memberi bantuan, namun Suroto tetap tidak pernah beranjak dari tempat tidurnya.

Sukanti hanya berharap, di masa tuanya anak laki-lakinya tersebut dapat beraktivitas secara normal kembali.

Sementara Sujono, tetangga Sukanti mengatakan, Suroto tiduran dalam waktu lama ini sudah dua kali.

Baca Juga: Sudah Jaga Jarak, Pakai Masker, dan Cek Suhu, Nyatanya 2 Siswa SD Langsung Positif Covid-19, Padahal Baru 1 Hari Masuk Sekolah Kembali

Pertama sekitar tahun 1993. Saat itu dia tiduran selama sekira dua tahun.

"Kemudian dia ikut bekerja saudara saya di Bandung pada 1996."

"Namun selama tiga bulan di Bandung, Suroto setiap malam selalu pergi," paparnya.

Saat pulang ke Keron, lanjutnya, sikapnya juga biasa saja.

Dia mengenang Suroto sebagai seorang yang rajin meski bekerja sebagai buruh tani.

Uang dari hasilnya bekerja dititipkan ke ibunya untuk dibelikan sepeda motor.

Namun karena desakan ekonomi, uang tersebut dipakai ibunya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Suroto yang merasa kecewa, lalu terlibat masalah kriminal.

"Setelah keluar dari penjara itu dia sempat bertingkah aneh."

"Pernah ratusan bambu dijadikan tiang pancang mengelilingi rumahnya," kata Sujono.

Setelah kejadian tersebut, Suroto sempat beberapa kali mengamuk.

Hal itu tak berlangsung lama hingga saat masa erupsi Gunung Merapi, Suroto tiba-tiba tiduran lagi.

"Matanya selalu tertutup, kalau secara fisik dia sehat."

"Kalau ada orang asing dia menutup muka dengan sarung atau tikar," jelas Sujono.

Baca Juga: Para Siswa Mulai Bersekolah Kembali Hari Ini, Tapi Orangtua Malah Dapat Surat yang Sebut Ada Orang yang Terinfeksi Covid-19 di Sekolah Dasar

Selama 10 tahun tersebut, Suroto tidur beralas galar atau bambu yang ditata dan dilengkapi tikar.

Dia tidak memakai bantal karena rambutnya yang gembel sepunggung, dijadikan alas kepala.

Sementara Ardian Kurniawan Santoso dari Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI- ACT) Salatiga, mengatakan setelah memotong rambut dan kuku Suroto, lalu dikenakan pakaian pantas pakai.

"Tadi juga dimandikan agar lebih segar. Tapi saat ini memang belum bisa berkomunikasi," ungkapnya.

Saat pertama bertemu Suroto, lanjutnya, lelaki tersebut meneteskan air mata.

"Seperti mau berbicara tapi tertahan. Nanti secara perlahan diajak berkomunikasi dan dirawat, agar bisa kembali normal," kata Ardian.

(Dian Ade Permana)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Suroto, 10 Tahun Tiduran, Mata Terpejam dan Makan Tiga Hari Sekali")

Baca Juga: Sekolah-sekolah di Indonesia Siap Kembali Dibuka, Ini 7 Gejala Virus Corona pada Anak-anak yang Wajib Diwaspadai Orangtua

Artikel Terkait