Penulis
Intisari-online.com - Saat ini China membuat beberapa negara geram, karena aksinya yang suka klaim sana-sini.
Baik daratan maupun lautan, China selalu memiliki wilayah yang disengketakan, baik legal maupun ilegal.
Bermula dari kasus Laut China Selatan hingga Lembah Galwan, China tak henti-hentinya melayangkan klaim secara sepihak.
Bahkan China juga melakukan klaim wilayah di negara kecil yang hampir nyaris tidak terendus media manapun.
Mengutip dari 24h.com.vn, pada Selasa (30/6/2020), China mendadak mengklaim sebuah wilayah yang padahal dimiliki oleh Bhutan sebuah negara kecil di Asia.
Menurut sumber, pada pertemuan yang diadakan oleh Global Environtmen Facility (GEF), China memprotes pendanaan untuk proyek perlindungan hewan Sakteng yang dikelola Bhutan.
Secara mendadak, China menyatakan bahwa wilayah ini disengketakan.
"Cadangan Sekteng berada di daerah yang disengketakan antara China dan Bhutan. Ini adalah masalah dalam agenda perbatasan Tiongkok-Bhutan," kata perwakilan China di GEF.
"China memprotes dan tidak akan berpartisipasi dalam keputusan GEF pada proyek Sekteng," katanya.
Menurut India Today, pada kenyataannya tidak pernah ada perselisihan antara Bhutan dan China mengenai cagar alam Sekteng.
Pandangan ini muncul setelah China menghadiri pertemuan di GEF dan memberi pernyataan yang mengejutkan banyak pihak.
Bhutan tidak memiliki perwakilan langsung di GEF.
Aparna Subramani, pejabat India yang perwakilan untuk Bangladesh, Bhutan, India, Nepal, dan Sri Lanka di GEF.
Melalui wakilnya, Bhutan menolak posisi China dan mengatakan cadangan Sakteng adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wilayahnya.
"Bhutan sepenuhnya menolak klaim teritorial Tiongkok di GEF, Suaka Margasatwa Sekteng adalah bagian berdaulat yang tidak terpisahkan dari Bhutan, dalam negosiasi sebelumnya, Tingkok bahkan tidak pernah bersengketa dengan wilayah itu," kata perwakilan India yang mewakili Bhutan di GEF.
Meskipun ada keberatan dari China, GEF lainnya setuju dan mendukung proyek perlindungan hewan Sakteng.
CEO GEF Naoki Ishii, menyatakan bahwa klaim teritorial China tidak akan menghalangi proyek.
Ini adalah pertama kalinya cadangan Sekteng dibahas pada konferensi internasional dan China tidak melewatkan kesempatan untuk mengajukan klaim.
Sementara itu situasi India dan China masih memanas, India sendiri melarang beberapa hal yang berkaitan dengan China untuk tidak digunakan.
Dalam perkembangan lain, India melarang 59 aplikasi buatan China digunakan di India.
India mengatakan bahwa aplikasi yang disebutkan di antaranya adalah TikTok, Mobile Legends, dan UC Browser yang dianggap merusak kedaulatan dan keamanan bangsanya.
China menyatakan keprihatinan terhadap langkah yang dilakukan oleh India.
"Pemerintah Tiongkok mewajibkan perusahaannya untuk mematuhi hukum lokal dan internasional," kata Zhao Lian-Kien, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
"India memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak-hak hukum investor internasional, termasuk China," imbuhnya.