Penulis
Intisari-online.com - Belakangan, kabar mengenai Covid-19 tampaknya sudah sedikit mereda.
Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa virus ini masih dianggap berbahaya dan bisa menular kapan saja.
Sejauh ini kabar mengenai virus corona tidak seperti pada awal kemunculannya, meskipun solusinya juga belum ditemukan.
Namun, baru-baru ini ada sebuah kasus aneh yang terjadi di Pracis disebabkan oleh Covid-19.
Melansir Daily Star, pada Kamis (2/7/2020), seorang Pria 62 tahun menderita ereksi selama 4 jam akibat komplikasi virus corona.
Kondisi tersebut disebut dokter dengan priapism, sebuah kondisi yang meyebabkan ereksi dikaitkan dengan Covid-19.
Pasien tersebut harus menerima perawatan, akibat virus berbahaya itu, dia menderita ereksi selama 4 jam saat berada di rumah sakit
Menurut petugas medis, ereksi disebabkan oleh pembekuan darah akibat komplikasi virus.
Pembekuan darah ini berpotensi mematikan pasien Covid-19 dalam kondisi sakit parah.
Namun, bisa dihindari dengan mengonsumsi obat pengencer darah.
Dalam kasus ini pasien 62 tahun ini, menderita priapsme sebagai efek samping dari Covid-19.
Gumpalan darah menyebabkan arteri dan vena tersumbat, hal ini bisa membuatnya berakhir dengan serangan jantung dan stroke.
Jeffrey Lawrence memperingatkan, "jumlah masalah pembekuan yang saya temui dalam perawatan intensif terkait Covid-19 belum pernah saya temui sebelumnya."
"Masalah pembekuan darah tampaknya tersebar luas hanya pada kasus Covid-19 yang parah," katanya.
Pasca temuan itu, dokter menulis tentang pasien ini dalam The American Journal of Emergency Medicine, di mana Myriam Lamamri seorang dokter perawatan intensif mengungkapkan temuannya.
Menurutnya kasus ini merupakan trombosis penis, yang dilaporkan dalam kasus yang dikaitkan dengan Covid-19.
Pria tersebut tiba di rumah sakit dengan demam dan kesulitan bernapas, setelah dilakukan tes dia positif dengan Covid-19.
Dia ditempatkan di ruangan ventilator mekanik dan pemeriksaan fisik, petugas medis menemukan priapisme pada pasien itu.
Darah terperangkap di ruangan ereksi yang menyebabkan priapisme aliran rendah.
Meskipun pria tersebut tidak sadarkan diri, kondisinya diketahui sangat menyakitkan, lapor Daily Mail.
Dokter menempatkan es pada penis sebelum darahnya dihisap dengan jarum empat jam kemudian. Mereka menemukan darah berwarna gelap..
Meski demikian ilmuwan masih terus menyelidiki kasu ini, "meskipun argumen pendukung kuat, antara Covid-19 dan Priapisme, selanjutnya kami akan menyelidiki dan memperkuat bukti."
"Presentasi klinis dan laboratorium pada pasien kami meneliti priapisme terkait infeksi SARS-CoV-2," tulis laporan itu.