Seperti Lagi Musim Perang dan Klaim Wilayah, Siapa Sangka Mesir Diam-Diam Siapkan Pasukan Militer Besar Untuk Menggempur Negara Lemah Ini

Afif Khoirul M

Penulis

Presiden Mesir mengatakan, kepada angkatan udara, "Bersiaplah, untuk misi tempur di perbatasan bahkan di luar perbatasan jika perlu."

Intisari-online.com - Tentu kita selalu ingat dengan klaim Laut China Selatan yang dilakukan Tiongkok memicu reaksi dari beberapa negara Asia.

Belum lagi, perebutan wilayah antara China dan India yang terjadi di perbatasan Galwan.

Kamudianmemanasnya baru-baru ini Korea Utara dan Korea Selatan, walau sudah terjadi sejak zaman perang Korea yang menuntut reunifikasi.

Serta rencana Israel pada Rabu (1/7) yang menginginkan pencaplokan sebagian tepi barat Palestina memicu reaksi Internasional.

Baca Juga: Gagah Berani Namun Lembut, Bung Karno Ternyata Sosok Penting Al-Azhar Mesir Tak Jadi Ditutup hingga Jadi Salah Satu Universitas Islam Terbaik di Dunia

Kali ini, ada kabar mengejutkan pada Kamis (2/7/2020) seperti dikutip dari 24h.com.vn, di mana negara dari benua Afrika, Mesir mendadak umumkan melakukan persiapan militer.

Dalam sebuah keterangan, Mesir telah mengkonfirmasi akan memblokir Sungai Nil.

Hal itu lantaran ada negara tetangganya yang menyimpan listrik tenaga air tanpa izin.

Tentu saja, membuat Mesir marah karena merasa kedaulatannya dilanggar oleh negara tetangga.

Baca Juga: Misteri Makam Cleopatra, Arkeolog Menduga Kuil Ini Jadi Tempat 'Firaun Terakhir' Bersemayam Mengikuti Sebuah Ramalan Kuno

Negara tersebut adalah Ethiopia, dalam wawacara dengan Associated Press, Manteri Luar Negeri Ethiopia Gedu Andrargachew mengaku juga siap untuk memblokir Sungai Nil.

Terlepas apakah Mesir setuju atau tidak.

Sejauh ini Ethiopia telah membangun bendungan di Sungai Nil untuk menyimpan airnya.

"Kita perlu mengambil keuntungan dari musim hujan yang akan datang untuk menyimpan air untuk danau listrik tenaga air, bernegosiasi atau tidak itu tidak penting lagi," katanya.

"Kami membayar sejumlah bendungan itu sendiri, jika kami menunggu, pembuatan bendungan itu akan ditunda," kata Andrargachew.

"Kami tidak akan meminta apapun dari Mesir," tambahnya.

Baca Juga: Kisah Saat Militer Israel Diam-diam Berhasil Rampas Radar Buatan Soviet Seberat 4 Ton dalam Sebuah Perang Tahun 1969

Andrargachew mengatakan, Mesir melebih-lebihkan tingkat keparahan bendungan buatan Ethiopia, meski demikian Ethiopia akan menanggapi tindakan bermusuhan dengan Mesir.

Mendengar pernyataan itu, Presiden Mesir Abdel-Fattah Al-Sisi, merujuk aksi militer untuk menangani ancaman di wilayah tersebut.

Termasuk perang saudara dengan Libya dan ketegangan dengan Ethiopia.

Sisi mengatakan, kepada angkatan udara, "Bersiaplah, untuk misi tempur di perbatasan bahkan di luar perbatasan jika perlu."

"Tentara Mesir sangat kuat, salah satu pasukan paling tangguh di Afrika ," katanya.

"Tentara kami tidak perlu mengeluarkan ancaman tetapi melakukan segalanya untuk mencegah ancaman," jelasnya.

Baca Juga: Berkat Teknologi Canggih Israel, Etiopia yang Dulunya Negara Miskin dengan Banyak Kasus Kelaparan Kini Jadi Surga Pertanian nan Makmur!

Menurut Daily News Egypt, Mesir memiliki kekuatan militer yang melampaui Ethiopia Tapi Kairo kehabisan pilihan karena Ethiopia hampir menyelesaikan pembangunan bendungannya.

Menurut statsistik Global Fire Power, militer Mesir berada di peringkat ke-9 dalam daftar kekuatan global.

Sedangkan Ethiopia masuk daftar ke-60.

Mesir memiliki 1.054 pesawat militer termasuk 215 jet tempur, 59 pesawat angkut, 388 pesawat latihan dan 294 helikopter.

Ethiopia hanya memiliki 86 pesawat termasuk 24 jet tempur, 9 pesawat angkut dan 33 helikopter.

Di darat Mesir mempunyai 4.000 tank, 10.000 kendaraan lapis baja, 1.000 senjata self-propelled, dan 2.189 artileri.

Baca Juga: Kedoknya Sih Resor Pantai Mewah, Tapi Israel Ternyata Telah Selundupkan 7.000 Orang Yahudi di Sudan

Sementara Ethiopia hanya punya 400 tank, dan 650 senjata.

Ironisnya, Ethiopia tidak memiliki angkatan laut sama sekali, padahak Mesir memiliki dua kapal induk, empat kapal selam, 50 kapal patroli, dan 9 fregat.

Satu-satunya keuntungan Ethiopia adalah mereka memiliki zona penyangga Sudan, tidak berbatasan langsung dengan Mesir.

Sementara pasukan Mesir perlu melintasi Sudan dan menyurusi Laut merah untuk menyerang bendungan Dai Renaissance buatan Ethiopia.

Artikel Terkait