Bisa Menembus Baja Tanpa Bersuara, China Sesumbar Punya Senapan Paling Canggih di Dunia, Pelurunya Bukan Bubuk Mesiu Tetapi Hal Ini

May N

Penulis

Intisari-online.com -China telah pamerkan kekuatan militernya dalam demonstrasi lewat video tentaranya menggunakan senapan tembus baja tanpa suara.

Senapan 'futuristic' itu tidak menggunakan bubuk mesiu, tapi ini rupanya pelurunya.

Bubuk mesiu bersuara keras saat ditembakkan, yang muncul dari ledakan peluru.

Senjata itu menggunakan propulsi elektromagnetik, dengan kumparan penghantar dililit di sekitar tabung (laras) senapan dan ketika arus melewatinya menciptakan fluks magnet melalui pusat.

Baca Juga: Manfaat Ketumbar untuk Kesehatan, Turunkan Kolesterol Hingga Cegah Ini

Gaya elektromagnetik kumparan menarik dan meluncurkan proyektil, seperti yang ditunjukkan dalam rekaman menakjubkan ini.

Rekaman itu tunjukkan tentara China tembakkan senjata itu pada beberapa bahan termasuk selembar baja padat dan tujuh lapis kayu.

Dari semua bahan itu peluru berhasil menghancurkan materialnya dan tinggalkan lubang yang sempurna.

Senapan itu dilengkapi robot roaming, yang dioperasikan dari jarak jauh oleh tentara.

Baca Juga: Ledakan Api 'Misterius' di Iran Tewaskan 13 Orang, Gumpalan Asap Hitam Terlihat dalam Sebuah Rekaman Mencekam

Selanjutnya tinggal diarahkan proyektilnya ke arah sasaran yang masing-masing akan terkena jika tepat sasaran.

Meski begitu, senjata ini punya kelemahan cukup besar.

Tidak disangka, senjata ini sangat bergantung pada jumlah energi yang dibutuhkan untuk tembakkan proyektil.

Baca Juga: Hanya Kenalan Satu Bulan Langsung Diajak Nikah, Pria Syok Bukan Main Temukan Catatan Medis Ini, Pantas Istrinya Punya Nafsu Besar Saat Bercinta

Bahkan, jumlah energi yang dibutuhkan selalu tinggi.

Dari video yang beredar itu tidak jelas berapa peluru yang ditembakkan sebelum dayanya diisi kembali.

Keunggulan utamanya adalah ia tidak bersuara sama sekali, sehingga bisa digunakan untuk misi tersembunyi dan oleh pasukan khusus.

Video ini beredar setelah para ahli peringatkan jika risiko konflik antara China dan Amerika lebih tinggi dari sebelumnya.

Baca Juga: Kebangetan, Tak Hanya Laut China Selatan, China Juga Berniat Klaim Kutub Utara Jadi Miliknya, Ternyata Mereka Mengincar Hal Ini

Ketegangan juga meningkat selama pandemi virus Corona.

Wu Shicun, presiden Institut Nasional untuk Studi Laut China Selatan, menyebutkan kepada South China Morning Post bahwa tanda-tanda peringatan tidak dapat diabaikan.

Dia mengatakan: "Saya pikir risiko konflik meningkat, terutama setelah tabrakan yang nyaris terjadi antara kapal perusak berpeluru kendali USS Decatur dan kapal perusak China Lanzhou pada bulan September di Laut Cina Selatan."

Baca Juga: 'Katakan Tidak untuk Putin' Serta Stiker Anti-Putin di Seluruh Kota Moskow, Apakah Presiden Rusia Tersebut Akan Digulingkan?

“Jika situasi di luar kendali dan krisis terjadi, dampak pada hubungan bilateral bisa sangat menghancurkan. Dan itulah mengapa dialog dibutuhkan. ”

Dan bentrokan antara Cina dan India telah menimbulkan kekhawatiran perang nuklir setelah bentrokan perbatasan melihat 60 tentara tewas di Himalaya - dengan kedua negara adidaya memiliki akses ke senjata nuklir.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait