Luar Biasa Mahalnya, Disebut Bisa Sebuhkan Pasien Covid-19, Obat Remdesivir Dihargai Rp45 Juta, Bisakah untuk 10 Juta Pasien di Seluruh Dunia?

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com -Salah satu alasan mengapa sulitnya meredakanpandemi virus corona (Covid-19) adalah belum adanya obat atau vaksin untuk pasien.

Saat ini,ratusan ahli tengah berusaha mengembangkan obat untuk pasien virus corona.

Dan muncullah nama obatRemdesivir.

Remdesivir merupakan salah satu produk yang dikembangkan sebagai obat untuk pasien virus corona.

Baca Juga: Pantas Semakin Menjadi-jadi, Ternyata Tipe Pasien Covid-19 Seperti Ini yang Paling Sulit Diatasi, '10 Kali LebihBerbahaya daripada Pasien Lainnya'

Obat ini disebut-sebut memberikan kemajuan dalam perawatan pasien Covid-19.

Sebelumnya, obat ini diketahui dikembangkan untuk penyakit Ebola.

Pada hari Senin (29/6/2020), kewenangan kesehatan di AS menyatakan akan mendistribusikan obat tersebut dengan ketentuan tertentu bersama pemerintah federal.

Salah satu ketentuannya adalah harga yang telah ditetapkan dan diprioritaskan bagi pasien-pasien Amerika.

Baca Juga: Laudya Cynthia Bella dan Engku Emran Resmi Bercerai: Tak Melulu Soal Orang Ketiga, Ini 5 Faktor Umum Perceraian

MelansirNew York Times, 29 Juni 2020, remdesivir akan dijual seharga 520 dollar AS (Rp7,5 juta) per botol kecil atau 3.120 dollar (Rp45,3 juta) per perawatan, untuk pasien dengan asuransi swasta.

Adapun untuk pasien dengan asuransi pemerintah dan yang berada di negara lain dengan sistem perawatan kesehatan nasional, remdesivir dibandrol dengan harga 390 dollar (Rp5,66 juta) per botol kecil atau 2.340 dollar (Rp33,97 juta) per perawatan.

Mulai dijual

Obat ini akan mulai dijual hanya di AS pada bulan Setember.

Artinya, para pasien Amerika akan menerima hampir seluruh hasil produksi Gilead, yaitu lebih dari 500.000 pengobatan.

Departemen Kesehatan AS juga telah mengalokasikan obat tersebut ke rumah sakit nasional berdasarkan kebutuhan.

Kemudian, setelah September, alokasi pengiriman obat tidak akan lagi ditentukan.

"Ini adalah kebijakan pertama AS. AS memang akan dijamin aksesnya."

"Tetapi permintaan dari seluruh dunia berpotensi melampaui pasokan," kata Ekonom Layanan Kesehatan dari Boston University, Rena Conti.

Sebelumnya, melalui sebuah uji klinis besar yang disponsori oleh National Institutes of Health, remdesivir disebut dapat mempersingkat waktu pemulihan meski tidak mengurangi jumlah kematian.

Baca Juga: Covid-19 Hari Ini 1 Juli 2020: 142 Pedagang dari 68 Pasar di Jakarta Positif Covid-19 dan Kasus Harian di AS Bisa Tembus 100.000

Penentuan harga

Meskipun disebut-sebut bermanfaat untuk pemulihan pasien Covid-19, biaya akhir untuk obat disebut tidak pernah pasti.

"Tidak ada pedoman tentang bagaimana menentukan harga obat baru dalam sebuah pandemi," kata Kepala Eksekutif Gilead, Daniel O'Day.

Sejak otorisasi darurat obat, Gilead sendiri telah menyumbangkan remdesivir ke rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19.

Menurut Dr Conti, harga remdesivir bukanlah yang paling tinggi.

Sebab, terdapat beberapa obat menjanjikan yang berada dalam tahap akhir memiliki harga lebih mahal.

Institute for Clinical and Economic Review, sebuah kelompok nirlaba yang menghitung harga wajar untuk obat-obatan, memperkirakan bahwa Gilead perlu mengenakan biaya sebesar 1.600 dollar AS perregimen untuk mengganti biaya produksi.

Akan tetapi, harga sebesar 5.080 dollar per pengobatan masih akan menjadi harga efektif untuk asuransi mengingat pasien akan dapat meninggalkan rumah sakit lebih cepat.

Baca Juga: Dikenal Cukup Ganas dan Sulit Dikalahkan, Nyatanya Peringkat Kekuatan Militer Israel Selalu Berada di Bawah Indonesia, Ini Alasan Militer Indonesia Selalu Unggul

Kritik akan harga

Sebelumnya, sejumlah kritik ditujukan kepada Gilead yang disebut terlalu tinggi membandrol obat-obatan "inovatif".

Termasuk obat hepatitis C pertama dan Truvada, pil harian untuk mencegah infeksi HIV.

Namun, menurut Institute for Clinical and Economic Review, dengan analis Wall Street yang memperkirakan harga obat adalah sekitar 5.000 dollar AS per perawatan, harga yang berada di bawahnya "dapat dilihat masuk akal".

Sementara itu, Jalpa Doshi dari University of Pennsylvania menyoroti manfaat remdesivir yang mungkin "tidak dapat dilihat wujudnya" secara keseluruhan.

"Pengobatan ini dan yang lainnya, begitu juga dengan vaksin, dapat menurunkan ketakutan akan virus, sebuah faktor penting dalam menghitung nilainya," kata dia.

(Vina Fadhrotul Mukaromah)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Diklaim Efektif Obati Pasien Covid-19, Berapa Harga Obat Remdesivir?")

Baca Juga: Presiden Jokowi Ancam Reshuffle Menteri yang Kinerjanya Buruk Selama Pandemi, Pengamat Sebut Menteri-menteri Ini Layak Diganti, Menkes Terawan Nomor 1!

Artikel Terkait