Penulis
Intisari-Online.com - Dilakukan banyak orangtua, namun tak sedikit yang kesulitan melakukan hal ini.
Ya, mengajari anak untuk nyaman tidur di kamar sendiri.
Mengajari anak untuk tidur sendiri setelah mereka besar tentunya penting.
Orangtua mungkin memilih untuk tidur bersama anaknya yang masih kecil.
Baca Juga: Hindari 7 Kebiasaan Ini Supaya Payudara Tak Mengendur, Salah Satunya Tidur Tanpa Bra
Alasannya, agar mereka lebih mudah menyusui atau ganti popok di malam hari.
Alasan lain, Anda mungkin ingin membuat ikatan yang lebih dekat dengan anak dengan mendekap mereka sebelum tidur.
Kini saat anak sudah tak bayi lagi dan seharusnya sudah tidur sendiri, orangtua mungkin menemui kesulitan untuk membuat mereka mau tidur di kamarnya sendiri.
Tentu saja, ada beberapa balita yang akhirnya tidur di tempat tidur orangtua mereka hanya karena kebiasaan.
Mungkin, suatu malam, si kecil mengalami mimpi buruk dan bangun dengan menangis. Untuk menenangkannya, orangtua akan membiarkannya tidur bersama.
Hal yang sama terjadi pada malam berikutnya, dan berikutnya. Sebelum kamu menyadarinya, hal ini sudah akan menjadi kebiasaan.
Sayangnya, kebiasaan anak untuk tidur bersama orangtuanya ini mungkin akan menimbulkan kerugian, salah satunya adalah keintiman seksual dengan pasangan yang mungkin terganggu.
Selain itu, tidur bersama orangtua juga akan membuat anak menjadi terlalu bergantung pada Ayah dan Ibunya.
Sebenarnya, ini adalah masalah pilihan pribadi.
Tetapi jika orangtua memutuskan bahwa sudah cukup tidur bersama, dan ingin anak tidur di kamarnya sendiri, berikut adalah beberapa saran yang bisa dilakukan:
1. Rencanakan sebelumnya
Jangan hentikan rutinitasnya tiba-tiba. Beri tahu dia rencanamu, bahkan jika dia tidak sepenuhnya mengerti.
Tapi berusahalah untuk menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak sesuai dengan usianya.
2. Libatkan dia
Anak bisa merancang kamarnya sendiri. Bersama orangtua, si kecil bisa berbelanja seprai, lemari, dan gordennya.
Ini akan meningkatkan hubungannya dengan kamarnya. Anak akan merasa memiliki kamar itu, dan membuatnya betah bertahan di kamar.
3. Lakukan secara bertahap
Dorong si kecil untuk bermain di kamarnya dan tempat tidur baru sebelum dia benar-benar tidur di sana.
Pindahkan mainan, permainan, dan pakaiannya dari kamarmu ke kamarnya.
Dia bisa bermain di sana di siang hari meskipun dia terus tidur di tempat tidur bersama orangtuanya.
Kemudian, pilih satu malam di mana dia akan mulai tidur di kamarnya sendiri.
4. Bersikaplah tegas
Karena dia telah menghabiskan sebagian besar hidupnya tidur di samping orangtua di malam hari, kemungkinan besar dia akan menolak tidur di tempat tidurnya sendiri pada awalnya.
Anak mungkin juga akan merasa gelisah. Fase menetap ini bisa berlangsung hingga tiga atau empat minggu, jadi bersabarlah. Jangan menyerah pada prosesnya.
5. Tetap pada rencana
Empat minggu pertama setelah transisi dimulai sangat penting. Itulah saat ketika anak kecil mungkin akan melakukan tantangan terkuatnya dengan harapan kembali tidur bersama dengan orangtuanya.
Ingatkan diri bahwa keputusan untuk membuatnya tidur di kamarnya adalah untuk alasan yang baik.
6. Jadilah fleksibel
Setelah tidur bersama adalah sesuatu dari masa lalu, jadilah fleksibel untuk mempertimbangkan latihan dalam keadaan khusus.
Misalnya, ketika dia sakit, tidur bersama bisa memberikan pemulihan psikologisnya.
Sesekali, tidur bersama anak tidak akan mengubah kebiasaan yang sudah tercipta sebelumnya. Namun, berhati-hatilah agar kamu tidak kembali ke kebiasaan lama.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Tips Membuat Anak Nyaman Tidur di Kamarnya Sendiri