Find Us On Social Media :

Indonesia Patut Waspada, Pangkalan MIliter Modern China yang Bisa Didarati Pesawat Pembom dan Dijaga Ratusan Tentara Ini Hanya Berjarak 651 Km dari Wilayah Kedaulatan RI

By Khaerunisa, Sabtu, 27 Juni 2020 | 08:56 WIB

 

Intisari-Online.com - China tengah gencar melakukan penguatan ketahanan militernya.

Hal itu tak lepas dari klaim atas Laut China Selatan (LCS) yang belakangan menimbulkan kehebohan.

Klaimnya atas Laut Cina Selatan (LCS) membuat China harus siap berhadapan dengan berbagai negara di sekitarnya, diantaranya Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan serta Brunei agar bisa mengkukuhkan klaim tersebut.

Hal ini memaksa China segera mungkin untuk membangun postur angkatan perang yang kuat.

Baca Juga: Baru Saja Sepakat untuk Damai, China Malah Klaim Lembah Galwan Sebagai Kedaulatan Sah Mereka, India: 'Sangat Tidak Mendasar'

Selain membangun berbagai alutsista, China juga harus menjaga kehadiran mereka di kawasan sengketa dengan melakukan patroli baik dari AL maupun Coast Guardnya.

Selain itu China juga membangun berbagai pangkalan militer di sana dan salah satunya bernama Fiery Cross Reef atau Yongshu Reef.

Mengutip Time, Fiery Cross Reef ialah terumbu karang yang terletak di Kepulauan Spratly.

Awal mula bercokolnya China disitu saat UNESCO pada tahun 1987 sepakat agar negeri Panda membangun Sistem Pengamatan Permukaan Laut Global (GLOSS).

Baca Juga: Dikabarkan Akan Tetap Memimpin Rusia untuk 16 Tahun Ke Depan, Ada Teori Konspirasi Vladimir Putin Adalah Vampir yang Hidup Abadi, Ini Penjelasannya

Konstruksi pembangunan stasiun cuaca itu lantas selesai pada Agustus 1988 dan memang digunakan untuk kepentingan kemanusiaan.

Namun sialnya UNESCO tak sadar jika kemauan China membangun stasiun cuaca disitu karena ada udang dibalik batu yakni memperkuat posisi mereka di masa depan ketika mengklaim LCS adalah milik mereka.

Usai terlanjur, lambat laun China melakukan reklamasi besar-besaran di Fiery Cross Reef untuk membuat pulau buatan.

Tujuannya jelas, mengubah atau menambah kapasitas agar menjadi pangkalan militer modern.

Baca Juga: Manfaat Daun Saga untuk Bayi: Sembuhkan Batuk hingga Rawat Rambut!

Maka pada tahun 2014, China mulai proses pembangunan Fiery Croos Reef sebagai pangkalan militer.

Mereka membuat landasan udara sepanjang 3.300 meter, pelabuhan laut serta garnisun militer.

Sekarang ada 200 orang tentara China yang menjaga pulau itu.

Selain di Fiery, China juga membangun pangkalan militer di Mischief dan Subi Reef dengan kapasitas hampir sama.

Baca Juga: Seolah-olah Pantang Mundur, Foto satelit Menunjukkan China Bangun Konstruksi Peralatan Militer Dekat Lokasi Bentrok vs India

Pembangunan Fiery Cross Reef selesai pada tahun 2016 dan setelah selesai Harian Tentara Pembebasan Rakyat China langsung mendaratkan pesawat tempurnya sebagai ujicoba landasan udara di pulau tersebut.

Tak puas hanya dengan pesawat tempur, China juga mendaratkan pesawat komersil dari Hainan Airlines.

Tujuan didaratkan pesawat sipil itu bukan mengangkut wisatawan tetapi untuk ujicoba pendaratan pesawat pembom jarak jauh AU China, Xian H-6N.

Bomber itu mampu membawa Rudal Balistik Dongfeng -21D atau rudal supersonic CJ-100.

Baca Juga: Gagal Beri Napas Buatan, Seorang Ibu Harus Terima Kenyataan Pahit Ketika Terpaksa Mendaftarkan Surat Kelahiran dan Kematian Bayinya di Hari yang Sama

Xian H-6N dapat terbang sejauh 6.000 km dengan combat radius mencapai 1.800 km.

Sedangkan dua rudal diatas mampu menerjang sasaran sejauh 1.500 km jauhnya.

Letak pangkalan militer ini nyatanya amat dekat dengan pulau Natuna milik Indonesia.

Jarak Fiery Cross Reef hanya 405 Nautical Miles atau sekitar 651 km dari Natuna.

Jika yang ada disana adalah pesawat pembom Xian H-6 dengan tentengan rudal balistiknya, maka Indonesia patut waspada. (Seto Aji/Sosok.ID)

Baca Juga: Kembali Caplok Wilayah Palestina, Israel Serang Hamas Sebagai Pembalasan Atas Tembakan Roket, Deklarasi Perang Dimulai?

Artikel ini telah tayang di Sosok.grid.id dengan judul Bisa Didarati Pesawat Pembom, Ini Dia Pangkalan Militer Modern Milik China di Pasifik, Hanya Berjarak 651 Km dari Wilayah Kedaulatan Indonesia