Penulis
Intsiari-Online.com - Pada 24 Februari 2020 lalu, Mahathir Mohamad secara mengejutkan telah mengirimkan surat pengunduran diri dari posisinya sebagai Perdana Menteri Malaysia kepada Raja Malaysia Sultan Abdullah.
Posisi Mahathir kemudian digantikan oleh Muhyiddin Yassin yang juga menjadi perdana menteri kedelapan Malaysia.
Mahathir kemudian berniat maju kembali menjadi perdana menteri.
Jika terpilih, Mahathir akan menjadi perdana menteri yang ketiga kali.
Diwawancarai harian berbahasa China, Sin Chew Daily, Mahathir menuturkan dia ingin kembali menjabat karena para penerusnya mengabaikan nasihatnya dalam memerintah negara.
"Pengalaman saya, ketika saya mencoba menasihat PM, mereka tidak akan mengacuhkan bahkan tidak peduli dengan ucapan saya," jelasnya.
Dia menuturkan pengalaman itu dia dapatkan bersama mantan PM Abdullah Badawi, dan Najib Razak yang dia kalahkan dalam pemilu 2018.
Mahathir Mohamad memang kembali menjadi PM Malaysia pada 2018.
Namun, dia secara mengejutkan mengundurkan diri pada Februari lalu.
Posisinya kemudian digantikan mantan sekutunya di Partai Bersatu, Muhyiddin Yassin, di mana kini sang veteran hendak mengambil lagi posisinya.
Dikutip Malay Mail Selasa (23/6/2020), Mahathir berujar dia ingin jadi PM Malaysia untuk ketiga kalinya demi "memperbaiki" dugaan korupsi dari pemerintahan Muhyiddin dan Najib.
Baca Juga: Gawat Nih, Beredar Rumor Gojek Akan PHK Karyawan, Benarkah Begitu?
Politisi berjuluk Dr M tersebut menyatakan, dia tidak akan mengambil jabatan "Menteri Senior" jika Anwar Ibrahim menjabat.
Mantan PM yang periode pertamanya berkuasa pada 1981 sampai 2003 itu mengklaim, setiap PM ingin membentuk warisannya sendiri daripada mendengarkan dia.
Dia menjelaskan, setiap PM ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengontrol Negeri "Jiran", di mana segala ide datang dari dia.
"Dia tidak mungkin mengatakan 'Ok, warisan politik saya berasal dari Mahathir'," ujar politisi yang pernah bergabung dengan koalisi Barisan Nasional itu.
Malaysia tidak pernah mempunyai jabatan menteri mentor.
Posisi itu pertama kali digagas oleh negara tetangga Singapura.
Jabatan tersebut muncul setelah putra mendiang Lee Kuan Yew, Lee Hsien Loong, naik sebagai orang nomor satu Singapura pada 2011.
Posisi itu menyeruak ketika Channel News Asia mewawancarai Anwar Ibrahim, di mana dia mengungkapkan terbuka untuk mendiskusikannya.
Dr M menuturkan, dia menawarkan diri menjadi PM selama satu tahun.
Tapi karena tak disetujui Anwar, dia kemudian menguranginya menjadi enam bulan.
"Setelah enam bulan, saya akan mundur. Saya tak akan lagi menjadi PM. Anda tahu, saya sudah terlalu tua. Sangat, sangat tua," ujar dia. (Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahathir Buka Alasan Ingin Jadi PM Malaysia untuk yang Ketiga Kalinya"