Kesempatan ini diubah menjadi kerja sama nuklir yang muncul pada tahun 1956 ketika Paris meminta bantuan Israel selama krisis Kanal Suez.
Ben-Gurion memiliki keraguan besar tentang melibatkan Israel dalam skema tersebut.
Namun keraguan ini berhasil diatasi ketika Prancis setuju untuk memberi Israel reaktor riset kecil yang mirip dengan reaktor EL-3 yang dibangun Prancis di Saclay.
Tentu saja, invasi Suez dengan cepat menjadi kacau dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet yang mengancam Israel.
Kemudian Prancis dan Inggris mengerahkan berbagai cara untuk membuat mereka menarik diri.
Namun Perancis tidak dapat melindungi Israel dari ancaman negara-negara adidaya tersebut.
Namun, sebelum setuju untuk mundur, Israel menuntut agar Paris mempermanis kerja sama nuklir.
Prancis setuju untuk memberi Israel reaktor penghasil plutonium yang jauh lebih besar di Dimona, uranium alami untuk bahan bakar reaktor, dan pabrik pemrosesan ulang.