Sudah Berusia 94 Tahun, Tapi Mahathir Mohamad Masih Ingin Jadi Pemain di Politik Malaysia, 'Bagi Saya, Ini Adalah Tugas'

Mentari DP

Penulis

Mahathir Mohamad menegaskan bahwa dia masih merasa berkewajiban untuk tetap menjadi pemain di kancah politik Malaysia.

Intisari-Online.com -Tua-tua keladi, semakin tua semakin menjadi.

Mungkin peribahasa di atas bisa menggambarkan sosokMahathir Mohamad.

Bagaimana tidak, pria kelahira Alor Setar, Malaysia ini akan genap berusia 94 tahun pada 10 Juli 2020 mendatang.

Dia pun sudah dua kali menjabat sebagaiPerdana Menteri Malaysia ke-4 dan ke-7.

Baca Juga: Hampir 15 Jam, Ibu Muda Ini Pilih Melahirkan dalam Air di Rumahnya Sendiri Karena Takut Terinfeksi Virus Corona Jika Pergi ke Rumah Sakit

Walau telah kehilangan kepemimpinannya, nyatanyaMahathir Mohamad menegaskan bahwa dia masih merasa berkewajiban untuk tetap menjadi pemain di kancah politik Malaysia.

Dilansir dari Reuters.com pada Sabtu (20/6/2020),Malaysia jatuh ke dalam kekacauan ketika Mahathir mundur sebagai perdana menteri pada 24 Februari 2020 kemarin.

Kini, Perdana Malaysia adalahmantan letnannya, Muhyiddin Yassin (73).

"Aku ingin pensiun," kata Mahathir.

"Tetapi bahkan sekarang, mereka terus berkata, ‘Apakah Anda akan kembali? Apakah Anda akan membantu kami?".

Baca Juga: Tak Dapat Penghasilan Selama Pandemi Covid-19, Seorang Suami Tega Jual Istrinya ke Pria Hidung Belang, Tarif Mulai Rp300.000

Hal tersebut dikatakan Mahathir dalam sebuah wawancara di kantornya di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Saya akan sangat egois jika saya mengatakan saya ingin menikmati hidup dan semua itu."

"Bagi saya, ini adalah tugas."

Selain soal politik,Mahathir mengaku tampak khawatir dengan risikovirus corona.

Tak sesekali dia mengatakan bahwa warga Malaysia harus menjaga jarak dan memakai masker.

Mahathir adalah perdana menteri pertama antara tahun 1981 hingga 2003.

Lalu diakeluar dari masa pensiun untuk bergandengan tangan dengan saingan lama Anwar Ibrahim untuk menggulingkan Organisasi Nasional Melayu Berselubung Korupsi yang dipimpin oleh Najib Razak.

Tetapi, ketika kembali menjabat sebagai Perdana Menteri pada tahun 2018, masa kekuasaannya hanya berlangsung kurang dari dua tahun.

Dia digantikan oleh mantan menteri dalam negerinya, Muhyiddin, yang mampu mendapatkan lebih banyak dukungan di partai Bersatu.

Setelah naik jabatan,Muhyiddin mengatakan dia telah menulis surat kepada Mahathir untuk meminta pertemuan dan meminta maaf.

Mahathir tak banyak komentar.

Baca Juga: Ketika Mahathir Mohamad Kritik Pedas Suku Melayu, 'Suku Melayu Akan Tetap Miskin Jika Tidak Mau Bekerja Keras'

TapiMahathir mengatakan dia akan menunggu dan melihat bagaimana Muhyiddin berurusan dengan para pemimpin koalisi yang berkuasa yang menghadapi tuduhan korupsi.

Termasuk mantan perdana menteri Najib, sebelum memutuskan kemungkinan rekonsiliasi dengan sang perdana menteri

"Saya akan mengamati apa yang akan dilakukan pemerintah saat ini terhadap orang-orang yang sedang diadili."

"Apakah mereka akan diberi hukuman yang tepat? Dan apakah hukumannya sepadan dengan kejahatan yang dilakukan," kata Mahathir.

"Semua hal ini harus kita lihat."

Perlu Anda tahu bahwaNajib sekarang menghadapi puluhan tuduhan korupsi atas dana negara 1MDB, dari mana penyelidik AS dan Malaysia mengatakan lebih dari 4,5 miliar US Dollar disalahgunakan.

Tapi Najibmengaku tidak bersalah.

Selain itu, Mahathir mengatakan Amerika Serikat harus "berpikir dua kali" sebelum mengembalikan Malaysia uang yang diperoleh dari penyelidikan anti-kleptokrasi.

Karena pihak yang dituduh melakukan korupsi di 1MDB kembali berkuasa.

Baca Juga: Tak Hanya Tembus 1 Juta Kasus, Brasil Juga Menuju Negara Dengan Kasus Kematian Tertinggi Akibat Covid-19, ICU Penuh Sesak, dan Tempat Tidur Pasien Mulai Habis

Artikel Terkait