Sudah Dilarang Karena Covid-19, Pasar Khusus Daging Anjing Malah Ramai Dikunjungi, Tampak Anjing-anjing di Sana Disembelih, Dimasak, hingga Digantung

Mentari DP

Penulis

Menjelang festival, para aktivis hak-hak hewan diam-diam memfilmkan pasar daging anjing khusus di pinggiran Yulin.

Intisari-Online.com - Pemerintah China sedang khawatir.

Sebab, ada dugaan gelombang 2 pandemi virus corona (Covid-19).

Ini karena ada penemuankasus baru virus corona ini muncul di ibu kota China, Beijing.

Dilansir dariSouth China Morning Post(SCMP) pada Minggu (14/6/2020), adalebih 20 orang telah dinyatakan positif virus corona setelah mereka mengunjungi Pasar Xinfadi, sebuah pasar produk pertanian di Kota Beijing.

Baca Juga: Salip Singapura, Kini Indonesia Jadi Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Asia Tenggara, Nomor 30 di Dunia

Akibatnya, kini pasar Xinfadi telah ditutup oleh pemerintah China.

Apalagi sebelumnya pasar hewan di Wuhan disebut jadi tempat awal penyebaran virus corona.

Nah, ternyata masalah pasar di China bukan hanya soal virus corona.

Di mana para pedagang di pasar masih menjual daging anjing untuk dimakan manusia.

Baca Juga: Tak Main-main dengan Ancamannya hingga Ledakkan Gedung di Korsel, Kim Yo Jong Diklaim Lebih Kejam dari Sang Kakak, Ayah, dan Kakeknya

Padahal pemerintah China baru-baru ini sudahmengklasifikasikan anjing sebagai hewan peliharaan dan bukan hewan ternak.

Dilansir dari thesun.co.uk pada Kamis (18/6/2020), pada bulan lalu pemerintah Kota Beijing mengatakan mereka telah melarang daging anjing untuk dihidangkan sebagai makanan.

Pengumuman ini dilakukan setelah mereka mengeluarkan anjing dari daftar makanan resmi untuk konsumsi manusia.

Tak hanya itu, mereka juga memberi anjing "status teman" bagi manusia.

Hanya saja, penjualan daging anjing kembali ramai.

Ini karenaakan adaLychee dan Dog Meat Festival yang berlangsung selama10 hari dan akan dimulai pada hari Minggu ini.

Demi festival ini, para pegadang kembali menyembelih anjing untuk dimasak dan dimakan.

Cuplikan dari acara tahun lalu misalnya.

Ada seekor anjing dimasakdalam keadaan hidup dan menyebabkan kemarahan di seluruh dunia.

Baca Juga: Sebut Korsel 'Anjing Kampung' dan 'Boneka Amerika Serikat', Jadi Alasan Korea Utara Hancurkan Gedung Penghubung Korsel-Korut

Menjelang festival, para aktivis hak-hak hewan diam-diam memfilmkan pasar daging anjing khusus di pinggiran Yulin.

Selama kunjungan mereka menyelamatkan 10 anak anjing hidup-hidup dari pasar ini.

"Saya tidak percaya ada orang yang mau memakan teman kecil kita yang manis ini," ucap Jenifer Chen, salah satu aktivis hak-hak hewan

"Tangan saya gemetar ketika saya mengeluarkan anak anjing pertama dari kandang."

"Dia terus menjilati tanganku, dan tanpa sepengetahuannya aku bisa dengan mudah menjadi pemakan daging anjing."

Chen meminta pejabat Yulin untuk mengikuti pesan pemerintah pusat tentang anjing sebagai hewan peliharaan dan menghentikan perdagangan.

"Seperti apa yang dikatakan pemerintah China, anak-anak anjing ini bukan makanan."

"Tapi beberapa pasar di Yulin masih melakukan perdagangan anjing."

Sebelumnya,China bertanggung jawab atas pembunuhan 10 juta anjing untuk konsumsi manusia setiap tahun.

Baca Juga: Sering Klaim Kebudayaan Indonesia, Kini Giliran Kebudayaan Malaysia yang Diklaim Negara Tetangganya, Bahkan Amarah Warga Malaysia Tak Digubris, Kena Karma?

Dengan data ini,Dr Peter Li, spesialis kebijakan China untuk Humane Society International (HSI) mengatakan, seharusnya para pedagang tidak lagi menjual daging anjing.

Bukan hanya soal kemanusiaan, tapi karena ditemukannya kasus baru Covid-19 di sebuah pasar di Beijing.

Di mana ini kondisi pasar yang ramai bisamenimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang signifikan.

Dua kota China, Shenzhen dan Zhuhai, telah melarang memakan anjing setelah pandemivirus corona.

Pada akhir Februari, pemerintah China juga mengeluarkan larangan sementara terhadap semua perdagangan dan konsumsi hewan liar.

Karena mengonsumsi hewan liar diyakinijadi cara penyebaran Covid-19 ke manusia.

Baca Juga: Padahal Sudah Dapat Diskon, Nyatanya Malaysia Hanya Bisa Tebus2 Jet Tempur Kelas Rendah JF-17 Thunder, Kalah dari Myanmar yang Langsung Beli 3 Unit!

Artikel Terkait