Find Us On Social Media :

Bergerak Bak Bayangan, Inilah Fakta 4 Pasukan Khusus yang Melegenda di Dunia, Dengar Namanya Saja Musuh Langsung Lari Terbirit-birit

By Mentari DP, Minggu, 14 Juni 2020 | 11:55 WIB

Green Beret.

Intisari-Online.com - Dalam film-film action, kita sering melihat kehebatan pasukan khusus.

Di mana mereka mampu menyusup tanpa diketahui pihak lawan dan menyelamatkan rekannya atau malah warga dunia.

Meski tak sedramatis di film, di dunia ini memang ada pasukan khusus yang mempunyai kehebatan itu.

Inilah 4 pasukan khusus yang melegenda di dunia:

Baca Juga: Covid Hari Ini 14 Juni 2020: Tambahan 1.014 Kasus Baru di Indonesia, 7,8 Juta Orang di Dunia Terinfeksi, dan Sepak Bola Italia Dimulai Kembali

Green Beret

Pasukan khusus AD Amerika Serikat (AS) ini dirancang dan dibentuk pada 1940-an.

 

Dari kelompok itulah muncul A Team. Terdiri dari 12 orang, kelompok ini memang punya reputasi hebat.

Misalnya, bisa melatih, memimpin dan mempersenjatai 1.500 pasukan dalam waktu singkat.

A Team kemudian jadi cikal bakal US Army Special Force adalah nama resmi pasukan ini.

Baca Juga: Mulia Sekali, Menangkan Lotre Rp6 Triliun, Ibu Tunggal dengan 7 Anak Ini Pilih Menyumbangkannya ke Pendidikan Anak Terlantar

 

Lebih populer dengan sebutan Green Beret, yang diambil dari warna topi yang dipakainya.

Ada tiga macam misi yang dijalankannya. Yakni UW (Unconventional Warfare), FID (Foreign Internal Defense), STRAT RECON (Strategy Reconnaissance), dan STRIKE MISSION.

UW, adalah misi melatih penduduk setempat untuk melawan penguasa.

Sebaliknya pada FID, mereka meningkatkan mutu pasukan pemerintah untuk menghadapi gerilyawan pemberontak.

Strike Mission, adalah penyerangan ke titik-titik penting pertahanan musuh.

Legiun Asing

Barangkali inilah pasukan yang paling banyak diselimuti mitos dan cerita romantis.

Pada awal 'karir'nya, pasukan elit milik Perancis ini betul-betul berantakan.

Anggotanya banyak yang berlaku seenaknya yang sering menyebabkan pertikaian antar kelompok.

Meski begitu, di medan tempur, mereka tak mengenal kata menyerah.

Pasukan yang terjun di dua Perang Dunia ini lebih memilih mati ketimbang ditawan musuh.

Pada PD I, misalnya, mereka kehilangan115 perwira dan 5.172 anggotanya.

Sayangnya pada PD II, mereka malah baku hantam sendiri, terutama di Suriah.

Baca Juga: Seorang Diri dan Tanpa Senjata, Personel Kopaska TNI AL Ini Berhasil Menyusup ke Kapal Perang Malaysia Lalu Mengusirnya dari Perairan Milik Indonesia

Tapi pertempuran yang paling banyak memakan korban terjadi di Dien Bien Phu, Vietnam, 8 Mei 1958. Tak kurang dari tujuh batalion Legiun Asing tewas.

Toh sekeluar dari Vietnam, mereka langsung diterjunkan ke Aljeria.

Kemudian Chad, Somali, Zaire, Djibouti, dan Malagasi.

Selain aktif di Afrika sejak 1963, Legiun Asing juga mengambil bagian di beberapa negara Pasifik dan Amerika Tengah.

Berbeda dengan Green Beret, Legiun Asing memang cuma mengenal satu tugas, yakni bertempur.

Terdiri dari enam resimen, Legiun Asing kini terorganisasi baik.

Setiap resimen mempunyai 10 bagian, yang mempunyai tugas yang berbeda. Misalnya, pasukan pengintai, mortir, senjata ringan dan Iain-Iain.

Markasnya tak terbatas di Perancis saja.

Tapi juga ada di Guyana Perancis, Mururoa, Tahiti, Arue di Pasifik dan Mayotte di Lautan India.

Pasukan Gurkha

Pada 1813, pasukan Inggris yang berada di India bertempur melawan Gurkha, suku bangsa yang hidup di perbukitan Nepal.

Inilah kemenangan yang paling sulit diraih pasukan Inggris yang memaksa mereka angkat topi dengan semangat juang orang-orang Gurkha.

Baca Juga: Longgarkan Lockdown, Kasus Covid-19 di India Tembus 300.000, 'Ambulan Bolak-balik Bawa Jenazah dan Ada Banyak Tumpukan Mayat'

Sebaliknya, orang-orang gunung itu menaruh hormat terhadap keahlian tempur pasukan Inggris.

Rasa saling menghormati itu menjadi benih lahirnya pasukan Gurkha yang dibentuk dua tahun kemudian, 1815.

Satu abad lebih pasukan Gurkha menjadi bagian AD Inggris. Tapi ketika Inggris meninggalkan India, sebagian dipecah ke AD India.

Sedangkan yang tetap di bawah AD Inggris dipindah ke Malaysia.

Di Malaysia ketangguhan pasukan Gurkha makin terbukti. Mereka memainkan peranan penting dalam mematahkan gerilyawan komunis.

Pada 1967, mereka meninggalkan Malaysia dan bermarkas di Hong Kong.

Nama pasukan Gurkha melejit kembali pada Perang Malvinas.

Mereka mendarat pada awal Juni 1982. Selama seminggu mereka berpatroli di sekitar pulau untuk mencari pasukan Argentina.

Pada 8 Juni, mereka mendatangi Port Stanley, yang dikuasai tentara Argentina. Tapi pertempuran hebat tak terjadi.

Tentara Argentina amat terkejut ketika mengetahui mereka berhadapan dengan pasukan Gurkha yang legendaris itu.

Tanpa pikir panjang, mereka lari menyelamatkan diri.

Spetsnaz

Bisa dibilang, inilah pasukan khusus terbesar di dunia.

Dibentuk pada awal 1950-an, Spetsnaz memiliki 27 sampai 30 ribu anggota.

Baca Juga: Mahathir Mohamad: Jika Trump Terpilih Lagi Jadi Presiden Amerika Serikat, Maka Itu Bisa Jadi Bencana

 

Berbeda dengan pasukan elit lainnya, Spetsnaz berada di bawah Departemen Pertahanan dan badan intelejen Soviet (kini Rusia).

Begitu pula dengan tugasnya.

Spetnsnaz lebih banyak melakukan operasi rahasia.

Misalnya, mereka memainkan peran penting dalam pembunuhan Hafizullah Amin sewaktu istana kepresidenan diserang serta pendudukan bandara Kabul, Desember 1979.

Proses terbentuknya pasukan khusus Rusia ini memang berbeda dengan pasukan khusus lainnya.

Mereka berakar dari kemiliteran dan keamanan nasional.

Pada bagian kemiliteran itu pun anggota Spetsnaz terbagi dari satuan intelejen dan tempur.

Hingga tak heran kalau kiprahnya banyak yang berkaitan dengan keamanan dalam negeri.

Nama Spetsnaz melambung karena jumlahnya yang besar dan minimnya informasi mengenai mereka. Hingga kemampuannya sukar ditebak.

Apalagi dikabarkan Spetsnaz memiliki satuan VIP, yang tugasnya membunuh tokoh-tokoh politik dan militer musuh. (Win/Majalah Hai)

Baca Juga: Kondisi Kian Memanas, Trump Malah Disebut Akan Tarik Ribuan Pasukan AS dari Suriah, Afghanistan, Irak, Korea Selatan, dan Jepang, Ada Apa?