Find Us On Social Media :

Pantas China Berani, Ternyata Mereka Miliki Lebih dari 2.200 Rudal Balistik yang Bisa Jangkau hingga 5.500 km, Langsung Buat AS Ketar-ketir dan Lakukan Hal Ini

By Mentari DP, Rabu, 10 Juni 2020 | 11:40 WIB

ilustrasi rudal balistik.

Intisari-Online.com - Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memanas.

Tidak hanya soal virus corona, namun juga karena pasukan militer.

Perlu diketahui bahwa kedua negara merupakan negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia.

Dilansir dari kontan.co.id pada Rabu (10/6/2020), Lembaga Penelitian Strategis Internasional (IISS) memperkirakan, China memiliki lebih dari 2.200 rudal balistik dan jelajah dengan daya jangkau 500 hingga 5.500 kilometer.

Baca Juga: Bukan Akhir Tahun 2019, Tapi Virus Corona Mungkin Sudah Menyebar di China Sejak Agustus 2019, Ini Bukti-buktinya

Perkiraan ini tertuang dalam laporan penilaian keamanan kawasan Asia-Pasifik tahunan yang IISS terbitkan pada Jumat (5/6/2020) lalu, dalam bab bertajuk Akhir dari Perjanjian Jangka Menengah Jangkauan Nuklir: Implikasinya untuk Asia. 

Mengutip Defense News, lembaga think thank itu merilis laporan yang membahas topik keamanan regional.

Seperti hubungan China-Amerika Serikat (AS), Korea Utara, dan kebijakan Jepang.

Baca Juga: Sayang Dibuang, Begini Cara Membuat Minyak Goreng Bekas Menjadi Jernih Kembali, Cukup Pakai 3 Bahan di Dapur Ini

Menurut IISS, ribuan rudal jarak pendek dan menengah China itu adalah aset penting dalam memberikan tekanan kepada Taiwan, yang China anggap sebagai provinsi pembangkang.

Meski begitu, China selalu menekankan, rudal balistik dan jelajah mereka hanya untuk tujuan defensif.

Rudal-rudal tersebut memberi China apa yang IISS gambarkan sebagai "keunggulan komparatif" di kawasan Asia-Pasifik.

Sehingga, kecil kemungkinan China akan dengan sukarela menandatangani pakta kontrol senjata potensial.

Laporan IISS menyebutkan, AS mungkin mengerahkan rudal sejenis ke kawasan Asia-Pasifik untuk mengatasi ketidakseimbangan mereka dalam senjata itu dengan saingannya di wilayah tersebut.

Hanya, IISS mengingatkan, ada risiko dua kali lipat dalam pengerahan senjata-senjata semacam itu ke Asia-Pasifik. 

"Memperburuk kekhawatiran China bahwa rudal akan diposisikan untuk digunakan melawannya, meningkatkan potensi respons dari China yang bisa mengarah pada siklus aksi-reaksi pengembangan dan penyebaran senjata dan berlanjutnya ketidakstabilan regional," sebut IISS.

 

Baca Juga: Belum Ada Obatnya, Ini Rahasia 1 Keluarga di Kota Malang yang Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Padahal Hanya Lakukan Isolasi Mandiri di Rumah

AS kirim rudal pencegat ke Korea Selatan

AS juga dihadapkan dengan kesulitan mendasar, dengan sekutu dan mitra regional yang tidak mungkin menyetujui untuk menempatkan rudal semacam itu di wilayah mereka.

Sebagian karena khawatir China melakukan pembalasan diplomatik dan ekonomi.

Laporan IISS menyatakan, China menargetkan ekonomi Korea Selatan sebagai tanggapan dan ketidaksukaannya atas sistem pertahanan rudal AS di negeri ginseng pada 2017.

Pada akhir bulan lalu, AS mengirim rudal pencegat baru ke pangkalan sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area (THAAD) mereka di Korea Selatan, yang meningkatkan ketegangan dengan China.

Sebab, Beijing sejak dulu tegas menentang sistem pertahanan rudal AS di Korea Selatan tersebut.

Meski, Seoul dan Washington selalu menekankan, sistem ini hanya untuk mengatasi ancaman rudal yang semakin meningkat dari Korea Utara.

Mengutip kantor berita Yonhap, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan, pengiriman rudal pencegat baru ke pangkalan AS yang terletak di Kota Seongju itu untuk menggantikan rudal yang lama.

Baca Juga: Keluarga Bawa 100 Orang untuk Jemput Paksa Jenazah PDP Covid-19, Bahkan Bawa Senjata Tajam, Polisi: Tersangka Dijerat Pasal Berlapis!

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan memastikan, tidak ada peluncur tambahan yang dikirim ke pangkalan.

Pasukan Amerika Serikat Korea Selatan (USFK) telah mengoperasikan enam peluncur rudal pencegat THAAD di Seongju sejak 2017 lalu.

USFK dalam pernyataan yang dikirim ke Yonhap menyatakan, langkah itu adalah untuk mempertahankan tingkat kesiapan "bertempur" yang tinggi, dan memberikan postur pertahanan gabungan yang kuat untuk melindungi Korea Selatan terhadap segala ancaman atau musuh.

Merespons pengiriman rudal pencegat itu, mengutip Reuters, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, China mendesak AS untuk tidak merusak hubungan bilateral antara Beijing dan Seoul.

Menurut Zhao, Beijing dan Seoul telah mencapai konsensus yang jelas tentang resolusi bertahap untuk rudal pencegat THAAD, dan berharap Korea selatan mematuhi perjanjian tersebut.

(SS. Kurniawan)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "China punya 2.200 rudal berdaya jangkau hingga 5.500 km, respons Amerika?")

Baca Juga: Beda 31 Tahun, Inilah Sosok Nenek 65 Tahun yang Nikahi Anak Angkatnya Berusia 24 Tahun, Meski Miskin dan Tinggal di Tanah Kuburan, Dia Suka Mengangkat Anak