Aroma Busuk Tercium dari Rumah Kremasi Hingga Menggangu Lingkungan, Begitu Diselidiki Warga Terkejut Ternyata Mayatnya Diperlakukan dengan Cara Mengerikan!

Afif Khoirul M

Penulis

Langkah-langkah untuk melakukan kremasi di tempat David sangat rumit. Di mana dia harus memproses mayat-mayat itu.

Intisari-online.com -Mungkin Anda tidak pernah tahu bahwa krematorium atau rumah kremasi di Los Angeles, AS mulai populer pada tahun 1980-an.

Rumah kremasi itu dipopulerkan oleh seorang pria brenama David Sconce.

Dia mencium peluang bisnis dan mengusulkan pada keluarganya untuk mendirikan rumah kremasi.

Bisnis itu mulai berjalan, dengan normal. Dia menerima jenazah dan kemudian mengkremasinya. Seperti itu selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Kerap Dituduh Sengaja Ciptakan Virus Corona, China Justru Siap Produksi Massal Vaksin Virus Corona, 'Siap pada Akhir Tahun 2020 dan 99% Efektif'

Uniknya, kremasi yang ditawarkan oleh David Sconce sangat murah. Bahkan lebih setengah harga dari para kompetitornya saat itu.

Hanya saja, langkah-langkah untuk melakukan kremasi di tempat David sangat rumit. Di mana dia harus memproses mayat-mayat itu.

Baru kemudian mengirimnya ke kompor pembakaran.

Itu dilakukan hanya untuk mambakar satu mayat.

Baca Juga: Putus Asa Pasokan Bahan Narkoba Kurang Selama Lockdown, Kartel Narkoba El Chapo Terpaksa Rekrut Ahli Kimia untuk Hal Ini

Jika jumlah mayatnya banyak dia kesulitan untuk menanganinya satu-per satu.

Karenadia tidak puas dengan bayaran yang diterimanya dan usaha yang tak sebanding dengan bayarannya.

Maka David mulai mencoba "trik kotor" untuk mengeruk keuntungan dari rumah kremasi.

Bahkan, caranya ini diklaim sebagai skandal terbesar rumah kremasi di dunia.

Bagaimana tidak. Dia mulai mencoba memasukan lima sampai enam mayat sekaligus ke dalam tungku krematorium untuk memaksimalkan waktu dan keuntungan.

Kemudian, mereka akan mengirim abunya secara acak.

Baca Juga: Cuma Kerja 2 Bulan Pulang-pulang Bawa Uang Rp4,9 Miliar, Sang Istri Kaget Bukan Main Mengetahui Pekerjaan Suaminya, Ketahuan Setelah Berhubungan Badan

Para keluarga tentu tidak mengetahui hal itu. Karena mereka hanya menerima abu.

"Pokoknya keluarga menerima abu. Entah abu itu milik jasad keluarganya atau tidak," ucap David.

Namun kejahatan yang dilakukan rumah kremasi David Sconce tak hanya berhenti disitu.

Bau busuk yang membakar jenazah ternyata terlalu mengganggu warga di dekatnya. Jadi mereka memanggil pemadam kebakaran.

Kemudian, mereka mulai menyelidiki apa yang ada di dalamnya.

Menurut keterangan pemadam kebakaran, mereka menemukan fakta mengerikan. Apa itu?

Baca Juga: Siapa Saja yang Wajib Gunakan Masker Medis? WHO Berikan Panduan Terbaru Cegah Penularan Virus Corona

Ternyata sebagian mayat-mayat di sana tidak terbakar.

Oleh karenanya, ketika mereka membuka krematorium itu, mereka menemukan banyak mayat dengan kondisibergelambir.

Bahkan ada juga yangdikatakan juga salah satu kaki mayat ada yang terjatuh.

Mengetahui situasi ini, banyak orang sangat marah dengan David.

Namun lagi-lagi itu hanya sedikit kejahatan dari David Sconce.

Tahun 1985, Bank Organ didirikan, ternyata pada saat itu rumah kremasi David Sconce juga menjual setidaknya 136 kepala, 145 jantung, dan 100 paru-paru.

Baca Juga: Kabar Baik, Ilmuwan Umumkan Anjing Bisa Mengendus Covid-19 Pada Tubuh Manusia, Begini Cara Kerjanya!

Mereka menyebut David akan mengangkat dan membawa mayat yang tertutup kardus kemudian menggunakan linggis untuk memecahkan tulang dan mengambil organ, dan menyimpan bola matanya.

Kejahatan lain yang terungkap adalah mereka juga mencuri cincin perhiasan almarhum dan menjualnya demi mendapatkan keuntungan berlipat.

Tak heran saat itu David dijuluki "Raja Kremasi California" atas tindakannya.

Krematorium milik David pada saat itu beroperasi 24 jam sehari, dia terus mendorong batas kapasitas maksimum.

Pada 1986, fasilitas berusia nyaris sebad itu terbakar, setelah karyawan David mendorong setidaknya 19 mayat ke masing-masing oven sekaligus.

Tahun 1989, David Sconce diadili atas kejahatannya memutilasi mayat dan melakukan kremasi massal.

Artikel Terkait