Penulis
Intisari-Online.com - Sudah mengidam-idamkan tuntun istrinya keliling Kabah, mimpi juru parkir untuk berhaji terpaksa tertunda.
Meskipun kain ihram sudah menunggu untuk ia kenakan dan sekalipun perjuangannya untuk menabung selama puluhan tahun kini telah berbuah manis.
Imbas pandemi Corona, keberangkatan haji tahun 2020 dibatalkan oleh Kementerian Agama (Kemenag).
Matanya kini berkaca-kaca dan ia hanya bisa pasrah.
Simak kisah menarik dari juru parkir yang bisa naik haji berikut ini!
Sudah puluhan tahun kakek tukang parkir di Kota Solo ini memimpikan bisa berhaji.
Adapun 2020 menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh Sri Suharto (66) karena akan mengunjungi Tanah Suci menunaikan ibadah haji.
Tetapi takdir Tuhan berkata lain, Kementerian Agama (Kemenag) membatalkan keberangkatan haji 2020 karena pandemi Corona.
Maka para jemaah calon haji (calhaj) harus lebih bersabar lagi, tak terkecuali Sri Suharto.
Ya, Pak Sri sapaan akrabnya sehari-hari menjadi juru parkir di Kota Solo yang bermukim di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.
Lantas, bagaimana perjuangan dirinya bisa berangkat haji di tengah keterbatasan?
Bahwasannya, ia harus berjuangan sekuat tenaga menyisihkan penghasilannya selama kurang lebih 40 tahun ini.
Itu dilakukannya sejak bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah sekolah negeri di Solo sekira tahun 1980.
Saat itu, Pak Sri mengaku masih berstatus honorer dan hanya dibayar kurang lebih Rp 2 ribu per bulannya.
"Saya mulai menabung sedikit-sedikit sejak tahun 1980, menabung bersama istri saya," kata Sri kepada TribunSolo.com (grup TribunJatim.com ), Kamis (4/6/2020).
Adapun pada tahun tersebut, istri Sri, Suminem (57) bekerja sebagai penjual makanan di kantin sekolah.
"Saya waktu itu juga bekerja sampingan jadi juru parkir di kompleks SMA Muhammadiyah 2 sebelum akhirnya parkirnya dipindah di dalam," tuturnya.
Dia lantas kemudian berhenti menjadi petugas kebersihan di sekolah sekira tahun 2006 lantaran tak kunjung diangkat pegawai tetap.
Baca Juga: Catat! Ini Jadwal Pendaftaran PPDB SMP dan SMA di DKI Jakarta
Setelah itu, ia bekerja sebagai juru parkir di toko yang ada di Jalan Yosodipuro, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.
"Seumpama dapat Rp 50 ribu, buat makan sama keluarga itu Rp 10 ribu, selebihnya ditabung, Alhamdulillah Gusti Allah membolehkan ibadah haji sama istri tahun ini," ucap Sri.
"Ya istilahnya kalau makan seadanya, sederhana saja," aku dia dengan semangat.
Pak Sri mengungkapkan dirinya harus merogoh kocek sekitar Rp 72 juta untuk memberangkatkannya bersama istri menunaikan rukun Islam ke-lima.
"Biaya yang saya bayarkan itu Alhamdulillah masih sisa Rp 7 juta, kain Ihram juga sudah ada, sudah diberikan pihak bank," ungkap dia."Sisa itu akan saya gunakan untuk uang saku saya saat ibadah ke Tanah Suci nanti," jelasnya.
Namun sayang, Pak Sri dan sang istri kini harus bersabar lantaran pemerintah memutuskan membatalkan ibadah haji akibat Corona.
Sehingga bapak dua orang anak itu sementara batal berangkat ibada haji yang sebelumnya dijadwakan pada Juni 2020.
Matanya pun nampak berkaca dan menerawang jauh nasibnya yang tak bisa menunaikan haji tahun yang sudah diidam-idamkannya melihat secara langsung Ka'bah dan Masjid Nabawi.
Terlebih Pak Sri sudah memimpikan bisa menggandeng isti tercintanya tawaf mengeliling Ka'bah di Mekkah Al Mukaramah.
"Berangkatnya Juni, sebelum Corona sudah ada persiapan, 25 Juni 2020 itu persiapan latihan yang terakhir," ucap Sri.
"Saya serahkan semuanya kepada Gusti Allah," aku dia lirih sembari berharap keajaiban.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Sudah 'Ngidam' Tuntun Istri Keliling Ka'bah, Mimpi Juru Parkir Ini Berhaji Tertunda: Pasrah ke Allah
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari