WHO: Dunia Hadapi 100 Ribu Kasus Baru Covid-19 Per Hari, Protes George Floyd Dikhawatirkan Jadi Penyebaran Covid-19 Lebih Banyak Lagi

May N

Penulis

Intisari-online.com - Melansir dari South China Morning Post, lebih dari 100 ribu kasus Covid-19 telah dilaporkan setiap harinya.

Hal tersebut sudah terjadi selama 5 hari kemarin.

Dalam konferensi pers pada 3 Juni 2020, Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus memaparkan hal tersebut.

Video berdurasi 1 menit 7 detik tersebut beritakan bahwa Amerika masih menjadi negara dengan kasus tertinggi.

Baca Juga: China Disebut Bangun 'Jebakan Maut,' Mantan PM Malaysia Pernah Beri Peringatan Keras untuk Negara Manapun yang Berutang ke China: Negara Anda akan Dikontrol Mereka

Selama beberapa minggu, kasus harian baru yang dilaporkan di Amerika jauh lebih tinggi daripada jumlah kasus harian baru di gabungan negara di dunia.

Selanjutnya Tedros menyebutkan kekhawatiran WHO terkait peningkatan kasus Covid-19 di Amerika Selatan.

Pasalnya banyak negara di Amerika Selatan menyaksikan sendiri sebuah epidemi terjadi sangat cepat dan kasusnya meningkat terus menerus.

Baca Juga: Benar-benar Tak Lazim, Israel yang Angkuh Rela Minta Maaf Setelah Tembak Mati Warga Palestina, Ternyata Kondisi Korban Jadi Alasannya

Timur tengah juga disorot karena penambahan kasus yang terlihat dengan jelas.

Tidak hanya itu, Asia Tenggara dan benua Afrika juga dikhawatirkan masih akan terus mendapat tambahan kasus baru virus Corona.

Sementara itu, jumlah kasus baru di Eropa mulai menurun dengan signifikan.

Selanjutnya dari CNN International, Amerika hadapi peningkatan jumlah kasus Covid-19 yang masif.

Baca Juga: Yerusalem, Nama Kota Suci yang Bergema di Hati Umat Islam, Kristen, dan Yahudi yang Ternyata Menyimpan Kisah Sejarah Unik Seperti Berikut Ini

Setelah protestan turun ke jalanan akibat kematian George Floyd, banyak pihak mengkhawatirkan kerumunan massa tersebut menjadi sumber penyebaran Covid-19 baru.

Protestan masih lanjut untuk lakukan protes di seluruh negara bagian Amerika mengingat kematian warga sipil tersebut.

Seperti yang terjadi di Los Angeles, yang telah mengangkat aturan jam malam mereka.

Setelah tidak ada aturan jam malam, protestan mulai lakukan long march di pusat kota dengan damai.

Baca Juga: Wajahnya Disandingkan dengan Bendera Palestina, Sosok Kim Jong-Un Ternyata Punya Tempat Khusus di Hati Warga Gaza, Bahkan Warga Korut Diberi Diskon Besar Jika Makan di Restoran

Sejak pagi hingga malam, protes masih berlangsung dengan kekuatan penuh.

Tentu saja menjaga jarak dalam kondisi protes sangatlah sulit dilakukan.

Seperti terjadi pada atlet football muda Amen Ogbongbemiga.

Baca Juga: Kisah Sepasang Kekasih Seorang Muslim Palestina dan Yahudi Israel Ini Menikah di Tengah Panasnya Hubungan Kedua Negara yang Diliputi Demonstrasi

Dalam cuitan Twitternya pada tanggal 3 Juni ia menyatakan: 'setelah hadir dalam protes di Tulsa dan sudah melindungi diriku sendiri, aku teruji positif Covid-19.

'Tolong, jika Anda hendak protes, jaga diri Anda dan kesehatan Anda.'

Selanjutnya, ia menuliskan lagi pada tanggal 4 Juni: 'tujuanku mengatakan hal tersebut bukanlah untuk menyimpulkan jika aku tertular virus saat protes, tetapi untuk membuat orang sadar jika virus itu masih di luar sana.

Baca Juga: Memburuk, Negara yang Sempat Diklaim Paling Aman saat Wabah Corona Ini Akhirnya Tunda Sidang Parlemen karena Anggotanya Positif Covid-19

'Aku tidak rasakan gejala apapun dan tidak sadar jika aku terjangkit penyakit itu tapi kurasa penting untuk tingkatkan kesadaran bagi orang-orang di luar sana.

'Aku sekarang telah lindungi diri sendiri agar tidak menulari orang lain.

'Aku ingin melanjutkan untuk mendorong orang-orang yang sedang protes untuk lakukan hal yang sama.'

Baca Juga: Miris, Diberi Makan Nanas Berisi Mercon, Seekor Gajah Hamil Ini Ditemukan Mati Berdiri Gegara Kelaparan di Tengah Sungai

Chicago dilaporkan akan mulai membuka kembali tempat-tempat publik seperti pusat perbelanjaan, salon, restoran dan sekolah pada Senin.

Sementara New York juga bersiap hal yang sama, dengan semua stasiun kereta bawah tanah dibersihkan dengan disinfektan.

Tidak seperti di Washington DC dan Los Angeles yang bebaskan jam malam, Manhattan, New York masih terapkan jam malam bagi para protestan.

Hal tersebut memicu polisi menangkapi para protestan yang melanggar jam malam yang masih berada di luar rumah setelah jam 8 malam.

Baca Juga: 100 Orang Bersenjata Tajam Tiba-tiba Datangi RS Untuk Ambil Paksa Jenazah PDP Corona, Begini Reaksi Pengurus Rumah Sakit: 'Apa Mau Diperbuat?'

Dilaporkan bahwa petugas polisi mulai menahan protestan tanpa adanya peringatan atau pengumuma sebelumnya.

Dan ada ratusan polisi yang melakukan penjagaan jam malam.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait