Penulis
Intisari-Online.com - Bukan hanya manusia saja yang terdampak adanya pandemi Covid-19.
Sebanyak 400 orangutan ini pun gagal kembali ke habitat aslinya gara-gara virus corona.
Melansir Mirror.co.uk (1/6/2020), Para orangutan ini dirawat dan dilatih oleh The Borneo Orangutan Fondation untuk kemudian akan dilepaskan ke habitat asli saat mereka siap.
Kera dewasa dirawat hingga mereka dapat kembali ke habitat asli, sementara anak-anak yatim piatu dilatih keterampilan bertahan hidup.
Sayangnya, hari bahagia 400 orangutan itu kembali ke habitatnya harus gagal di tengah kekhawatiran virus corona dapat memusnahkan populasi di alam liar.
Ancaman itu akan memperparah ancaman yang sudah ada seperti oleh perusakan habitat dan perburuan liar.
Akhirnya, mereka pun disimpan di karantina, sementara pelepasannnnnn orangutan ditunda.
Kekhawatiran terhadap orangutan ini bukan tanpa alasan, karena memang ada fakta yang memungkinkan virus corona bisa menulari mereka.
Potensi infeksi virus corona ke orangutan berkaitan dengan kemiripan DNA orangutan dengan manusia.
Ben Callison, direktur pelaksana Borneo Orangutan Survival UK, mengatakan risiko penularan dari manusia ke kera adalah ancaman nyata berdasarkan fakta tersebut.
"Kami berbagi 97% dari DNA dengan orangutan," jelasnya.
Pengalaman dengan penyakit-penyakit lain pun memperkuat kemungkinan tersebut.
"HIV, hepatitis, TBC, bahkan flu biasa dapat ditularkan ke orangutan.
"Jadi kemungkinan mereka terkena coronavirus sangat tinggi," kata Callison.
Adanya kemungkinan itu membuat pihak The Borneo Orangutan Fondation tidak mau mengambil risiko.
Karena selain dapat membahayakan 400 orangutan yang mereka lepas, juga bisa membahayakan populasi liar secara keseluruhan.
"Kami tidak mengambil risiko apa pun, yang tidak hanya mencakup tempat perlindungan kami, tetapi memastikan kami tidak melihat ini masuk ke populasi liar.
"Virus ini dapat menghancurkan populasi tersebut jika memiliki tingkat kematian yang sama atau lebih buruk daripada yang kita lihat pada manusia," ungkap Callison.
Baca Juga: Wajib Diketahui Orangtua, Inilah 5 Manfaat Jantung Pisang untuk Anak!
Sementara itu, orangutan yang menunjukkan gejala akan diisolasi.
Proyek penyelamatan dan rehabilitasi primata terbesar di dunia ditutup untuk umum pada akhir Maret.
Staf diminta untuk mengenakan masker dan sarung tangan kelas medis.
Tetapi organisasi itu mengatakan bahwa lockdoan itu membawa tantangan karena membuat sumbangan pengunjung mengering serta melonjaknya harga di Indonesia untuk peralatan pelindung pribadi.
“Anda dapat membayangkan skala besar dalam merawat semua 400 orangutan ditambah.
"Fokus kami adalah menjaga orangutan tetap aman, tidak peduli berapa pun biayanya.
"Akan sangat menghancurkan jika orangutan tanpa gejala dilepaskan ke alam liar hanya untuk memulai wabah pada populasi liar itu," katanya.
Orangutan adalah satu-satunya kera besar Asia yang ditemukan di Sumatra dan Kalimantan. Mereka dapat hidup hingga lebih dari 50 tahun.
Namun, jumlah hewan ini semakin berkurang, khususnya yang berada di hutan hujan Indonesia.
Mengutip Kompas.com, 85 persen dari seluruh populasi orangutan di dunia hidup di hutan hujan Indonesia, kemudian 15 persen sisanya tinggal di bagian utara Kalimantan, Malaysia.
Sementara Indonesia memiliki 33 fasilitas yang memelihara orangutan, termasuk kebun binatang, taman margasatwa, dan pusat rehabilitasi.
Baca Juga: Kenali Apa Itu Star Syndrome, Bisa Serang Siapa Saja Tidak Hanya Artis