Find Us On Social Media :

Kisah di Balik Supersemar, Ketika Soekarno Ditodong Pistol Agar Menandatangani Surat Perintah Itu, Sang Ajudan Langsung Sigap Ambil Senjata saat Nyawa Sang Presiden Terancam

By Khaerunisa, Senin, 1 Juni 2020 | 14:51 WIB

Soekarno dan Soeharto

Baca Juga: Memang, Israel Unggul Saat Perang Berlangsung dalam Waktu Singkat, Namun Jika Perang Berlangsung Lama?

Setali tiga uang, Supersemar juga digunakan Soeharto untuk mengikis kekuasaan Soekarno.

Sadar akan potensi dirinya terguling, Soekarno kemudian mengemukakan pidato Proklamasi HUT RI 17 Agustus 1966 tentang apa itu Supersemar.

"Dikiranya SP 11 Maret itu suatu transfer of authority, padahal tidak," kata Soekarno dalam pidato berjudul "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah" seperti dikutip dari Kompas.

Namun nasi sudah menjadi bubur, Soeharto yang berhasil melaksanakan 'Kudeta Merangkak' ini sudah menggerogoti kekuasaan Soekarno.

Baca Juga: Demi Wujudkan Ambisinya Kuasai Laut China Selatan, China Telah Siapkan Rencana ini Bertahun-tahun Lalu yang Bikin Negara Tetangga Geram

Mengutip Kompas, terbitnya Supersemar pun amat kontroversial.

Saat itu 11 Maret 1966, Soekarno sedang memimpin rapat kabinet di Istana Merdeka.

Rapat terasa mencekam lantaran Istana dikepung oleh mahasiswa yang menuntut Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).

Semua menteri, kepala lembaga dan sejumlah perwira tinggi angkatan perang diwajibkan hadir untuk mengikuti rapat tersebut.