Penulis
Intisari-Online.com -Presiden negara ini pernah dengan santai berujar bahwa Covid-19 hanyalah flu ringan bahkan dirinya sampai turun ke jalan ikut berdemo menentanglockdown.
Ya, sang presiden benar-benar menganggap enteng virus corona meski sudah menyerang banyak negara, termasuk negaranya sendiri.
Dia masih terus-terusan memperjuangkan kondisi ekonomi negaranya, memikirkan bagaimana negaranya bisa tetap tumbuh.
Lalu apa yang terjadi? Kini (2/5/2010), negaranya berada di posisi kedua, tepat di bawah AS, sebagai negara dengan jumlah kasus positif Covid-19 terbanyak di dunia.
Jumlah kasus di negara ini melonjak menjadi 349.113 kasus, lebih tinggi dari Rusia (344.481) yang berada di posisi ketiga negara dengan jumlah kasus virus corona tertinggi di dunia.
Jumlah kasus kematian di negara ini juga kini mencapai 22.165 jiwa, berada di urutan keenam negara dengan jumlah kematian terbanyak di dunia.
Kondisi ini, pada akhirnya, membuat rumah sakit terbesar di negara tersebut pun kewalahan bahkan dinyatakan sudah hampir kolaps karena terlalu banyaknya pasien.
Negara mana yang dimaksud? Simak uraiannya berikut ini.
Negara yang dimaksud adalah Brasil.
Dalam 24 jam terakhir terdapat 1.001 kematian di Brasil akibat virus corona. Ini merupakan hari keempat secara beruntun Brasil mencatatkan lebih dari 1.000 kematian sehari.
Adapun pasien sembuhnya berjumlah 135.430, dengan 175.836 kasus yang masih aktif dan 8.318 di antaranya berada dalam kondisi kritis.
Para ahli mengatakan, angka sebenarnya mungkin 15 kali lebih tinggi karena jumlah tes corona yang dilakukan sangat sedikit.
Worldometers mencantumkan jumlah tes Covid-19 di Brasil baru 735.224. Dengan jumlah populasi mencapai 212 juta orang, artinya per 1 juta populasi baru 3.462 orang yang dites.
Naiknya jumlah kasus Covid-19 Brasil menjadi yang terbanyak kedua ini, bersamaan dengan dinyatakannya Amerika Selatan sebagai episentrum baru pandemi.
"Jelas ada kekhawatiran di banyak negara-negara itu, tetapi jelas yang paling terdampak adalah Brasil saat ini," kata direktur kedaruratan WHO Mike Ryan dikutip dari AFP.
Untuk jumlah korban meninggal, Brasil berada di urutan keenam dunia di bawah AS, Inggris, Italia, Spanyol, dan Perancis.
Baca Juga: Hadapi Corona: Peralatan Makan Melamin, Aman dan Sehatkah Digunakan?
Meski begitu diperkirakan krisis Covid-19 di Negeri "Samba" belum akan mencapai puncaknya sebelum Juni, demikian yang dikabarkan AFP.
Negara yang terkenal dengan sepak bolanya ini tidak memiliki sistem penanganan virus corona yang konsisten.
Rumah sakit kolaps
Wali kota Sao Paulo, kota terbesar di Brasil, menyatakan sistem kesehatannya nyaris kolaps di tengah lonjakan ranjang darurat untuk merawat pasien virus corona.
Bruno Covas mengungkapkan, saat ini kapasitas rumah sakit sudah mencapai 90 persen, dan bisa penuh dalam waktu dua pekan saja.
Sao Paulo merupakan salah satu wilayah di Brasil yang paling parah terdampak virus corona, dengan korban meninggal mencapai 3.000 orang.
Presiden Jair Bolsonaro mendapat kecaman baik dari dalam maupun luar negeri karena penanganannya yang dianggap tidak serius.
Dia mengabaikan anjuran pakar kesehatan ketika berfoto bersama pendukungnya di Brasilia, meski ada imbauan untuk menerapkan social distancing.
Sang presiden pernah berujar bahwa dirinyamenganggap virus corona sebagai "flu ringan."
Ia juga menolak penerapan aturan tetap di rumah oleh pemerintah negara bagian dan lokal, dengan dalih itu akan merugikan perekonomian.
(Ardi Priyatno Utomo)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona, Rumah Sakit di Kota Terbesar Brasil Hampir Kolaps" dan "Lewati Rusia, Brasil Catatkan Kasus Covid-19 Terbanyak Kedua di Dunia".