'Berikan Nyawanya untuk Rumah Sakit', Sudah Pensiun, Dokter Ini Pilih Berjuang Melawan Virus Corona Namun Akhirnya Meningal Terinfeksi Covid-19

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Sebelum virus corona membanjiri rumah sakit New York, Amerika, seorang dokter bernama James 'Charlie' Mahoney berencana untuk pensiun.

Dia baru saja naik kapal pesiar Karibia bersama keluarganya dan melakukan liburan pada Januari bersaa keluarganya sebagai perayaan pensiun.

Dia telah bekerja di unit perawatan intensif di SUNY Downstate Medical Center selama hampir empat dekade, merawat pasien melalui epidemi HIV / AIDS dan flu babi.

Dia merasa tugasnya sudah usai, namun virus corona tiba-tiba muncul dan menyebar.

Baca Juga: Polemik Wacana Pelonggaran PSBB: 'Apa yang Mau Dilonggarkan? Ini Sudah Longgar Banget Pelaksanaan PSBB Karena Dari Awal Tidak Ada Indikatornya'

Keluarga James tetap menginginkannya untuk pensiun.

Bahkan bosnya mengatakan bahwa dokter yang lebih tua diperbolehkan untuk mundur mengatasi virus corona.

Namun James Mahoney menolak.

Baca Juga: Lintasi Zona Demiliterisasi Dengan Jip Curian Kemudian Merangkak Ke Korea Selatan, Isi Perut Tentara Korea Utara Ini Penuh Dengan Cacing, Dokter Jelaskan Penyebabnya

Dan sampai batas tertentu, kolega dan keluarganya tahu dia akhirnya memilih berjuang di garda depan.

"Dia memberikan segalanya untuk rumah sakit itu," kata keluarganya kepada The Washington Post.

"Diaberikan nyawanya untuk rumah sakit itu."

James kemudian bekerja sepenuh hati, dia menangani pasien covid-19 yang membutuhkan perawatan kritis setiap jam.

Baca Juga: Usai Asap Hitam Mengepul Tanpa Henti dari Krematorium yang Membakar Mayat Korban Covid-19, Hujan Es Bentuk Corona Menghantam Kota: 'Pesan dari Tuhan untuk Tetap di Rumah'

Dia bekerja dan terus bekerja sampai akhirnya pada pertengahan april demam mulai menjangkitinya dan tak pernah membaik.

Pria berusia 62 tahun itu meninggal karena terinfeksi virus corona pada 27 April, dengan rekan-rekannya yang terkasih - keluarga keduanya - di sisinya.

Baca Juga: Tidak Mau Kalah, AS ke Iran: Jaga Jarak 100 Meter Dari Kapal Perang Kami, Kalau Tidak...

Sejak James dibawa ke ruang gawat darurat, karena sesak napas.

Dia dirawat oleh rekan-rekannya di rumah sakit yang sama di mana dia bekerja dan belajar sejak 1982, saat masih menjadi mahasiswa kedokteran.

James akhirnya meninggal dan diantarkan empat rekan terdekatnya secara pribadi ke Manhattan menggunakan dua ambulan.

James meninggalkan tiga anak, empat saudara kandung, ayahnya, dan pasangannya yang merupakan seorang perawat.

Baca Juga: Pilu, Masih Buka Sasana Olahraga, 112 Pengunjung yang Berolahraga di Ruang Tertutup Ini Kini Positif Covid-19

Semua berduka akibat kematian ini.

James sangat setia dan mengabdikan hidupnya untuk rumah sakit tempat dirinya bekerja.

Sampai akhir, James bersikeras dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit.

Baca Juga: (Video) Sambil Tunjukkan 9 Liang Lahat yang Sudah Disediakan untuk Korban Covid-19, Petugas Satpol PP: Terserah Kalian, Sesuka Kalian Saja

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait