Jasad Makhluk Purba yang Ditemukan Telah Membeku selama Ribuan Tahun Ini Memberi Rahasia Besar pada Kemajuan Ilmiah, Lihat Wujudnya!

Khaerunisa

Penulis

Pada 2015, salah satu penemuan ilmiah utama yang ditemukan yakni RNA pada anak anjing yang membeku di lapisan es di Tumat, Rusia

Intisari-Online.com - Penemuan makhluk hidup atau benda dari masa lalu selalu menarik perhatian.

Dengan penemuan hal semacam itu, kita dapat memiliki gambaran seperti apa kehidupan masa lalu.

Juga melihat perubahan apa yang terjadi hingga saat ini.

Pada 2015, salah satu penemuan ilmiah utama yang terjadi yakni RNA pada anak anjing yang membeku selama 14.300 tahun di lapisan es di Tumat, Rusia,

Penemuan ini entah merupakan serigala atau hibrida anjing serigala peliharaan. Awalnya para ilmuwan tidak bisa memastikan.

Baca Juga: Penemuan 3 Kerangka Manusia Asal Afrika di Kuburan Massal Abad ke-16 Meksiko Ungkap Kengerian Perdagangan Budak, Ada Bukti yang Tunjukkan Betapa Buruk Kondisi Kesehatan Mereka

Dengan kata lain, Canid Pleistocene ini mungkin merupakan hewan peliharaan kuno.

Menemukan RNA anak anjing beku

Meski tidak bisa memastikan apa tepatnya hewan yang ditemukan, namun para ahli bisa memastikan satu hal.

Yakni temuan tersebut memberi rahasia besar pada kemajuan ilmiah secara signifikan.

Tidak seperti DNA, RNA memiliki umur yang relatif pendek.

Baca Juga: Manfaat Jahe, Kunyit, Serai, Jeruk Nipis, dan Madu dari Ramuan Berikut

DNA mengkodekan salinan gen, dan dapat bertahan ribuan tahun jika kondisinya benar.

Sementara itu RNA dianggap berumur pendek, ini adalah salinan gen yang berfungsi.

Analisis DNA menunjukkan jenis gen apa yang dimiliki suatu spesies, sementara RNA menjelaskan gen mana yang bekerja dan mana yang diam.

Oliver Smith, dari Universitas Kopenhagen, dan rekan-rekannya menganalisis RNA dari hati, tulang rawan, dan jaringan otot hewan purba ini.

Baca Juga: Bak Pakai Kacamata Kuda, Hitler Tetap Gelar Operasi Barbarossa Meski Tahu Soviet Punya 3 Senjata Pamungkas Ini, yang Bikin Tentara Nazi Binasa

Bagaimana hasilnya?

Para ilmuwan menunjukkan bahwa RNA yang diurutkan dari jaringan hati benar-benar mewakili RNA hewan yang cocok dengan sampel yang lebih modern dari serigala dan anjing, begitu lapor sci-news.com.

Signifikansi Penemuan

Kemajuan ilmiah yang signifikan terjadi karena peneliti DNA purba sebelumnya enggan mencoba mengurutkan RNA purba.

Alasannya tentu karena RNA umumnya tidak stabil daripada DNA. Selain itu, juga karena lebih rentan terhadao degredasi enzimatik.

Baca Juga: Jadi Penonton Pertandingan Sepak Bola Liga Korea, Boneka-boneka Seks Ini Bikin Gempar

Namun, mengikuti keberhasilan para ahli yang mampu mengurutkan RNA kuno dari bahan tanaman, maka ditarik sebuah kesimpulan.

Bahwa spesimen hewan yang diawetkan dengan baik dapat menyimpan cukup banyak bahan untuk diurutkan.

"Mengikuti keberhasilan kami baru-baru ini dalam mengurutkan RNA kuno dari bahan tanaman, kami berspekulasi bahwa spesimen hewan yang diawetkan dengan baik, yang dibekukan dalam lapisan es", kata Dr. Smith.

"Mungkin menyimpan cukup banyak bahan untuk diurutkan," sambungnya.

Baca Juga: Seakan Siap Perang, Meski Libur Tentara Cantik Israel Ini Berkeliaran Lengkap dengan Senjatanya, Ini 5 Hal Unik yang Hanya Anda Temukan di Israel

"Kami senang, kami menemukan bahwa kami tidak hanya menemukan RNA dari berbagai jaringan

"Tetapi dalam beberapa kasus sinyalnya sangat kuat sehingga kami dapat membedakan antara jaringan dengan cara yang masuk akal secara biologis," jelasnya.

Dr. Smith juga mengatakan bahwa masa depan RNA kuno memiliki potensi besar, ia mencontohkan sebuah virus.

Baca Juga: Kondisi Terbaru NF hingga Nasib Bayi yang Dikandungnya, Begini Curhatan Remaja 15 Tahun yang Jadi Pelaku Pembunuhan Sekaligus Korban Pemerkosaan kepada Kak Seto

"Kami pikir masa depan RNA kuno memiliki potensi besar.

"Sebagai contoh, banyak dari virus yang paling relevan secara klinis sekarang memiliki genom RNA, dan tahap RNA sering penting untuk memahami seluk-beluk dan kompleksitas regulasi gen," katanya.

"Ini mungkin memiliki dampak ketika membahas tekanan lingkungan dan tekanan yang mendorong evolusi," tegasnya.

(Mufflika Nur Fuaddah)

Baca Juga: Mengaku Sudah Berhasil Atasi Covid-19, Mendadak China Umumkan Akan Kembali Melakukan Lockdown Kota Ini Akan Ditutup, Apa yang Terjadi?

Artikel Terkait