Penulis
Intisari-Online.com - Baru-baru ini, pernyataan pemerintah China membuat berang beberapa negara di Asia.
Hal ini karena mereka melarangpenangkapan ikan di Laut China Selatan guna menjaga stok tangkapan ikan.
Tak hanya itu, pemerintah China juga mengklaim bahwa 80% wilayah Laut China Selatan adalah milik mereka.
Bahkan jika negara lain macam-macam, pemerintah China tak ragu untuk menurunkan pasukan militer untuk melawannya.
Dan nyatanya sikap China tak berhenti sampai disitu.
Dilansir dari kompas.com yang mengutip dari South China Morning Post, pada 18 April 2020,China membangun 2 distrik baru di Laut China Selatan.
"Dewan Negara baru-baru ini menyetujui pembentukan distrik Xisha dan distrik Nansha di bawah kota Sansha," demikian keterangan dari Kementerian Sipil China.
Menurut keterangan dari Kementerian Sipil China, kedua distrik baru di Laut China Selatan itu seluas 2 jutakm persegi.
Tetapi hanya mencakup 20 km persegi tana.
Lalu sekitar 1.800 orang tinggal di sana.
Dilaporkan kedua distrik itu mencakup Kepulauan Paracel, Kepulauan Zhongsha yang merupakan rumah bagi Scarborough Shoal, Pulau Woody, Kepulauan Spratly, dan Fiery Cross Reef.
Padahal Kepulauan Paracel diklaim oleh China dan Vietnam.
Sementarakeseluruhan Kepulauan Zhongsha diklaim oleh China dan Taiwan.
LaluScarborough Shoal juga diklaim oleh Filipina.
Sedangkan itu Fiery Cross Reef diklaim oleh China, Filipina, Vietnam, dan Taiwan.
Seolah belum selesai, bersamaan dengan pengumuman 2 distrik baru itu, pemerintah China juga memberi nama 80 pulau yang beradadi Laut China Selatan.
Pemberitahuan ini mencantumkan nama dan koordinat China untuk 80 pulau, terumbu karang, gunung bawah laut, beting (timbunan pasir atau endapan lumpur di laut) dan punggung bukit, 55 di antaranya di bawah permukaan air.
Tentu saja apa yang dilakukan pemerintah langsung memicu kemarahandari para negara tetangga.
Apalagi klaim China ini terjadi di saat negara lain tengah berjuang melawan pandemi virus corona yang awalnya berasal dari Wuhan, salah satu kota di China.
Misalnya Vietnam yangmenuding China mengeksploitasi pandemi Covid-19 untuk beraksi ketika negara-negara lain sedang disibukkan krisis.
Lalu Mantan Sekretaris Luar Negeri Filipina mendesak pemerintah memprotes pendirian distrik baru China tersebut.
"Ini menunjukkan bahwa China tanpa henti mengeksploitasi pandemi Covid-19 dengan terus mengejar klaim ilegal dan ekspansifnya di Laut China Selatan terhadap prasangka orang Filipina, negara-negara ASEAN, dan masyarakat internasional secara keseluruhan," kata Del Rosario dikutip dari CNN.
(Aditya Jaya Iswara)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Di Tengah Sengketa, China Bangun 2 Distrik Baru di Laut China Selatan")