Yang menjadi permasalahan adalah jumlah rapid test yang dilakukan Brasil jauh di belakang negara-negara Eropa.
Artinya, penyebaran virus bisa lebih luas daripada data sebenarnya.
Dilaporkan Brasil telah memproses hampir 338.000 tes pada awal pekan lalu, dengan 145.000 lainnya dalam proses analisis.
Namun sebagai perbandingan, Spanyol dan Italia masing-masing menjalankan sekitar 1,9 juta tes.
Jika terus seperti ini, maka Brasil bisa saja menyalip negara-negara Eropa lainnya dan mungkin akan menjadi episentrum pandemi virus corona di Amerika Latin.
Kondisi semakin diperparah dengan sikap pemerintah yang sepertinya tidak peduli.
Sebelumnya, dilaporkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro mendapat kritik keras karena mengadakan pesta barbekyu di tengah pandemi virus corona.