Penulis
Intisari-Online.com - Banyak orang kehilangan pekerjaan atau sumber penghasilan akibat kondisi pandemi Covid-19.
Sebagian orang yang merantau di kota juga tak punya pilihan selain pulang kampung.
Bertahan di tanah rantau mungkin hanya membuat mereka kelaparan, saat pemasukan tak ada sementara bantuan dari pemerintah sulit diharapkan.
Anda mungkin membayangkan kondisi seperti itu di ibu kota Jakarta.
Namun rupanya bukan hanya di Jakarta atau Indonesia yang mengalami kondisi demikian.
Kondisi memprihatinkan terjadi pula kepada para perantau di India.
Bahkan mereka sampai nekat pulang kampung berjalan kaki dari pada menunggu harapan kosong di tanah rantau.
Melansir Mirror.co.uk (14/5/2020), terselip kisah pilu seorang wanita yang melahirkan saat jalan kaki pulang kampung, bahkan ia tetap melanjutkan perjalanan sejauh 99 mil atau sekitar 160 Kilometer dengan bayinya yang masih merah.
Ya, ibu yang yang baru melahirkan dan tidak disebutkan identitasnya itu hanya beristirahat selama dua jam, kemudian berjalan 99 mil dengan bayinya.
Ia sedang berjalan melintasi India bersama suami dan empat anaknya dari Kota Nashik di Maharashtra ke Satna di negara bagian sebelah Madhya Pradesh.
Di tengah perjalanan, wanita ini harus berhenti untuk melahirkan.
Baru empat hari kemudian keluarga ini tiba di sebuah pos pemeriksaan, mereka pun dihentikan oleh petugas Kavita Kanesh resmi.
"Dia hanya beristirahat sekitar satu setengah hingga dua jam setelah melahirkan," kata petugas kepada CNN.
"Keluarga tidak punya uang, tidak ada alat transportasi, tidak ada yang memberi mereka tumpangan," sambungnya.
Keluarga itu rupanya terpaksa meninggalkan Nakesh katena lockdown virus corona.
Mereka dibiarkan tanpa sarana untuk menghasilkan uang, juga tak punya tempat tinggal.
Setelah diketahui oleh petugas pos pemeriksaan, wanita yang baru melahirkan itu akan diambil untuk diberikan perawatan di fasilitas medis.
Sementara itu ribuan orang India telah meninggalkan kota selama lockdown untuk kembali ke desa asal mereka.
Kebanyakan dari mereka merupakan tulang punggung keluarga yang menjadi buruh di kota.
Penderitaan mereka memantik kemarahan masyarakat India.
Menanggapi protes publik, Pemerintah telah berjanji untuk menghabiskan £ 378 juta untuk makanan bagi para migran, BBC melaporkan.
Berhentinya operasi dari banyak layanan kereta dan bus telah membuat orang menempuh perjalanan yang sangat panjang dengan berjalan kaki.
Bahkan, disebutkan bahwa bberapa tewas dalam melakukan perjalanan, termasuk 16 migran yang ditabrak kereta saat mereka tidur di rel kereta api.
India telah mencatat lebih dari 78.000 kasus virus korona dan 2.551 kematian, menurut Universitas John Hopkins.