Find Us On Social Media :

Mati-Matian Diperebutkan Israel dari Tanah Palestina, Ternyata Ada 'Misteri Besar' Tersimpan di Bawah Masjid Al Aqsa yang Sangat Diinginkan Orang Yahudi

By Afif Khoirul M, Sabtu, 23 Mei 2020 | 14:00 WIB

The Dome of Rock, yang berada berdiri di Temple Mount.

Intisari-online.com - Pada 2013, sebuah rancangan undang-undang Israel memberi hak orang Yahudi untuk berdoa di esplanade Masjid Al Aqsa.

Rancangan undang-undang yang dibahas di parlemen Israel itu menunjuk waktu dan ruang bagi orang Yahudi yang ingin berdoa di sana.

Meski demikian, situs ini adalah tempat suci dan ekslusif bagi umat muslim.

Sejak Palestina ditaklukan umat muslim pada abad ke-7, masjid itu telah dibangun.

Baca Juga: Ini Manfaat Ketumbar dan Kunyit untuk Alternatif Hilangkan Jerawat

Namun, tahun 1967 Israel menduduki situs tersebut, dan peristiwa provokatif terjadi.

Pada tahun 1969, seorang Kristen-Zionis Australia bernama Denis Michael Rohan membakar mimbar masjid.

Pada tahun 1982, Alan Godman seorang tentara Yahudi Amerika Israel menembakkan senapan otomatis ke jamaah di "Dome of the Rock" dan menewaskan 2 dan melukai 11.

Tahun 200 pemimpin oposisi Israel Arual Sharon mengunjungi kawasan itu ditemani 1.000 polisi dan menyatakan bahwa situs itu akan tetap abadi "di tangan kita".

Baca Juga: Ilmuwan Temukan, Jika Seseorang Sudah Mendekati Ajalnya 7 Tanda Ini Akan Muncul Menjelang Kematiannya

Sebuah kalimat dan tindakan yang memicu intifada kedua antara Palestian dan Israel.

Orang-orang Muslim melihat setiap perambahan Yahudi di situs itu, merupakan serangan terhadap kepercayaan mereka.

Lantas sebuah masjid keramat yang suci bagi umat muslim mengapa begitu diinginkan oleh orang Yahudi memang apa yang diyakini oleh mereka.

Seperti dikutip dari Al Jazeera, Masjid Al Aqsa adalah sebuah masjid yang dibangun di atas Bukit Bait Suci yang paling keramat bagi umat Yudaisme.

Sementara bagi umat muslim situs itu disebut The haram Al-Sharif, atau "tempat kudus yang mulia", satu dari tiga tempat suci selain Mekah.

Temple Mounth dalam keyakinan Yahudi dikenal sebagai Har Habayit, dalam bahasa Ibrani, secara tradisional diyakini sebagai tempat dimana Abraham menunjukkan pengabdiannya kepada Tuhan.

Baca Juga: Tak Gentar dengan Israel, Paspampes Indonesia Ternyata Pernah Todongkan Pistol Pada PM Israel, Gara-Gara Nylonong Lakukan Hal Ini

Dia membawa putranya Ishak untuk dikorbankan.

Kemudian, Temple Mount juga diyakini sebagai situs dari Kuil Yahudi Kuno yang dibangun oleh Raja Solomon, dan dihancurkan orang Babel tahun 586 SM.

Kedua dibangun pada abad keenam SM sebelum dihancurkan orang Yahudi yang diasingkan 70 M oleh Kekaisaran Romawi.

Orang Yahudi berkeyakinann bahwa kuil ketiga akan dibangun selama zaman mesianik, (zaman kedatangan Mesias/Isa Al Masih)

Sejak pasukan Israel mendapatkan kendali atas Yerussalem selama Perang Enam Hari tahun 1967.

Israel memperluas kedaulatannya atas situs tersebut meskipun banyak orang menganggapnya tidak sah.

Baca Juga: Bekerja Hingga 30 Jam Dengan Lingkungan Laiknya Perbudakan, Tak Disangka Gaji ABK di Kapal Asing Ternyata Tak Seberapa

Saat ini Temple Mount dapat diakses siapa saja, termasuk masuk ke dalam Dome of The Rock, yang dibatasi untuk umat Islam.

Meskipun ada beberapa gerbang untuk mengakses situe tersebut, non-Muslim harus masuk melalui Gerbang Murghrabi yang terletak di tembok barat.

Keamanan Israel mengontrol titik masuk. Pada saat-saat ketegangan memuncak, Israel kadang-kadang menutup situs itu bagi para pengunjung, termasuk umat Muslim.

Orang Israel juga mengklaim tempat itu suci. 

Sampai beberapa tahun yang lalu, Kepala Rabi di Israel dengan tegas melarang orang Yahudi untuk berdoa atau bahkan berjalan di daerah yang dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount. 

Sebaliknya, orang Yahudi yang taat hanya akan berdoa di dinding luar.

Tetapi dalam beberapa tahun terakhir, para Rabi tampaknya agak melonggarkan larangannya dalam hal ini