Tak Hanya Karena Komplikasi Penyakit, Ternyata Hal Ini Juga Bisa Menjadi Penyebab Pasien Covid-19 Retan Meninggal Dunia

Afif Khoirul M

Penulis

Kali ini ilmuwan temukan Covid-19 bisa membunuh seseorang meskipun tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya.

Intisari-online.com - Sejauh ini pasien Covid-19 rentan meninggal dunia, jika ada penyakit lain yang dideritanya.

Seperti penyakit jantung, diabetes, hingga stroke, namun kali ini ilmuwan temukan Covid-19 bisa membunuh seseorang meskipun tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya.

Seperti dikutip dari Kompas.com, Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa kekurangan vitamin D dikaitkan dengan risiko kematian tinggi akibat Covid-19.

Artinya, pasien Covid-19 memiliki risiko kematian tinggi, jika mereka kekurangan vitamin D.

Baca Juga: Jika Benar Korea Utara Masih Nol Kasus Corona, Lalu Bagaimana Negara itu Mengatasi Covid-19 Tanpa Air Bersih dan Sabun?

Riset yang dilakukan Yayasan Rumah Sakit Ratu Elizabeth di Inggris dan Universitas East Angelia, juga mencoba meneliti apakah dengan mengonsumsi suplemen vitamin bisa mencegahnya.

Untuk diketahui, vitamin D diproduksi oelh sel kulit ketika terpapar sinar matahari, vitamin D diperlukan untuk mengatur jumlah kalsium dan fosfat dalam tubuh.

Tubuh bisa mendapatkan vitamin D dari makanan seperti ikan dan jamur. Nutrisi dari makanan tersebut berguna untuk menjaga kesehatan tulang gigi dan otot.

Kekurangan vitamin D yang signifikan dapat menyebabkan rakitis dan osteomalasia.

Baca Juga: 3,5 Juta Orang di Seluruh Dunia Terinfeksi Virus Corona, 1,1 Juta Orang Sembuh, dan Indonesia Berada di Urutan 36 dengan Kasus Terbanyak

Rakitis adalah pelunakan tulang pada anak-anak karena kekurangan atau gangguan metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor atau kalsium, dan berpotensi menyebabkan patah tulang.

Sementara kerapuhan tulang, merupakan akibat dari penurunan asupan vitamin D atau efek samping gagal ginjal.

Selain itu, ada pula bukti yang menunjukkan vitamin D dalam sistem kekebalan tubuh.

Kadar rendah vitamin D juga dikaitkan dengan kondisi autoimun.

Studi sebelumnya, mengkaitkan kekurangan vitamin D dengan tingkat kematian Covid-19 di negara-negara Eropa.

Melansir IFL-Science, jumat (1/5), dalam temuan awal ini, peneliti temukan vitamin D menjadi awal kematian pasien Covid-19 melalui tinjauan rata-rata di 20 negara Eropa.

Baca Juga: Cerita Nenek 102 Tahun yang Selamat dari Pandemi Flu Spanyol, Pernah Keguguran, Kena Kanker, dan Kini Sembuh dari Virus Corona

Analisis statistik dari perbandingan keduanya mengungkap, korelasi signifikan kematian akibat Covid-19 dengan kekurangan vitamin D terendah.

"Kelompok mayarakat, yang paling rentan terinfeksi Covid-19 merupakan kelompok yang kekurangan vitamin D," tulis penelitian itu.

Layanan kesehatan Inggris NHS mengatakan, semua warganya untuk mengonsumsi suplemen vitamin D harian untuk menjaga kesehatan tulang dan otot.

"Suplemen vitamin D dibutuhkan, terutama bagi Anda yang tidak cukup mendapatkan vitamin D karena juga bisa mengurangi infeksi Covid-19," jelasnya.

Namun, peneliti juga menyarankan untuk membeli suplemen seusuai kebutuhan dan tidak memborongnya.

Dengan kadar vitamin D yang lebih tinggi, mungkin akan memberi manfaat fisiologis lain daripada menurunkan risiko kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Dokumen Rahasia AS yang Mengungkap Virus Corona Berasal Laboratorium Wuhan Bocor, Sekretaris AS Langsung Buka Suara Beri Konfirmasi Ini

Jadi diharapkan untuk mengonsuminya dengan bijak dan sesuai kebutuhan, karena jika berlebihan bukan tidak mungkin masalah kesehatan lain justru akan muncul.

Jika sudah dilakukan peer-review, temuan ini tentu akan menunjukkan bahwa vitamin D adalah sesuatu yang layak untuk diteliti.

Ini bisa meningkatkan gaya hidup tetapi juga memperburuk tingkat penyakit yang dialami.

Vitamin D sebelumnya pernah dikaitkan dengan sejumlah penyakit pernapasan lain seperti influenza dan TBC.

Artikel Terkait