Penulis
Intisari-online.com - Sejauh ini pasien Covid-19 rentan meninggal dunia, jika ada penyakit lain yang dideritanya.
Seperti penyakit jantung, diabetes, hingga stroke, namun kali ini ilmuwan temukan Covid-19 bisa membunuh seseorang meskipun tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Sebuah studi di Inggris menemukan bahwa kekurangan vitamin D dikaitkan dengan risiko kematian tinggi akibat Covid-19.
Artinya, pasien Covid-19 memiliki risiko kematian tinggi, jika mereka kekurangan vitamin D.
Riset yang dilakukan Yayasan Rumah Sakit Ratu Elizabeth di Inggris dan Universitas East Angelia, juga mencoba meneliti apakah dengan mengonsumsi suplemen vitamin bisa mencegahnya.
Untuk diketahui, vitamin D diproduksi oelh sel kulit ketika terpapar sinar matahari, vitamin D diperlukan untuk mengatur jumlah kalsium dan fosfat dalam tubuh.
Tubuh bisa mendapatkan vitamin D dari makanan seperti ikan dan jamur. Nutrisi dari makanan tersebut berguna untuk menjaga kesehatan tulang gigi dan otot.
Kekurangan vitamin D yang signifikan dapat menyebabkan rakitis dan osteomalasia.
Rakitis adalah pelunakan tulang pada anak-anak karena kekurangan atau gangguan metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor atau kalsium, dan berpotensi menyebabkan patah tulang.
Sementara kerapuhan tulang, merupakan akibat dari penurunan asupan vitamin D atau efek samping gagal ginjal.
Selain itu, ada pula bukti yang menunjukkan vitamin D dalam sistem kekebalan tubuh.
Kadar rendah vitamin D juga dikaitkan dengan kondisi autoimun.
Studi sebelumnya, mengkaitkan kekurangan vitamin D dengan tingkat kematian Covid-19 di negara-negara Eropa.
Melansir IFL-Science, jumat (1/5), dalam temuan awal ini, peneliti temukan vitamin D menjadi awal kematian pasien Covid-19 melalui tinjauan rata-rata di 20 negara Eropa.
Analisis statistik dari perbandingan keduanya mengungkap, korelasi signifikan kematian akibat Covid-19 dengan kekurangan vitamin D terendah.
"Kelompok mayarakat, yang paling rentan terinfeksi Covid-19 merupakan kelompok yang kekurangan vitamin D," tulis penelitian itu.
Layanan kesehatan Inggris NHS mengatakan, semua warganya untuk mengonsumsi suplemen vitamin D harian untuk menjaga kesehatan tulang dan otot.
"Suplemen vitamin D dibutuhkan, terutama bagi Anda yang tidak cukup mendapatkan vitamin D karena juga bisa mengurangi infeksi Covid-19," jelasnya.
Namun, peneliti juga menyarankan untuk membeli suplemen seusuai kebutuhan dan tidak memborongnya.
Dengan kadar vitamin D yang lebih tinggi, mungkin akan memberi manfaat fisiologis lain daripada menurunkan risiko kematian akibat Covid-19.
Jadi diharapkan untuk mengonsuminya dengan bijak dan sesuai kebutuhan, karena jika berlebihan bukan tidak mungkin masalah kesehatan lain justru akan muncul.
Jika sudah dilakukan peer-review, temuan ini tentu akan menunjukkan bahwa vitamin D adalah sesuatu yang layak untuk diteliti.
Ini bisa meningkatkan gaya hidup tetapi juga memperburuk tingkat penyakit yang dialami.
Vitamin D sebelumnya pernah dikaitkan dengan sejumlah penyakit pernapasan lain seperti influenza dan TBC.