Find Us On Social Media :

Potret Keluarga Miskin Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah, Sampai Jual Gelas & Mangkok Buat Beli Beras: 'Saya Pernah Berpikir untuk Bunuh Diri'

By Muflika Nur Fuaddah, Jumat, 24 April 2020 | 17:27 WIB

Potret Keluarga Miskin Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah, Sampai Jual Gelas & Mangkok Buat Beli Beras

"Tidak punya uang. Untuk makan saja susah. Tidak pernah dapat bantuan. KIS tidak ada. Dulu pernah didata di kelurahan, tetapi tidak dapat apa-apa sampai sekarang," lanjutnya.

Sebelumnya, Triyata memilih menjadi peserta BPJS Kesehatan secara mandiri.

Dia menuturkan, tiga tahun silam dia pernah mendapatkan jatah beras miskin.

Dia mengaku mendapatkan tiga kali, masing-masing 2,5 Kg setiap kali dapat selama tiga kali tersebut.

Setelahnya, dia tidak pernah mendapatkan bantuan sosial apapun dari pemerintah.

Baca Juga: Trump Tepis Kabar Kim Jong Un Sakit, Sebut Korut Pakai Dokumen Lama, 'Saya Pikir Laporan Itu Tidak Benar'

"Mendapatkan BPNT, PKH, dan KIS?," tanya Surya. "Tidak punya. Tidak pernah dikasih," katanya.

Belakangan ini, dua pekan terakhir dia harus menyambung hidup dengan menjual barang miliknya.

Dia menjual mangkok dan gelas beberapa hari lalu kepada tetangganya.

Barang itu laku Rp 30.000 yang kemudian dia belikan beras. Dia juga menjual perabotan yang lain, meskipun nilainya tidak seberapa.

Triyata tidak peduli. Dia hanya berpikiran untuk bisa mendapatkan uang, dan bisa makan.

Bahkan beberapa hari terakhir, untuk sarapan, dia memasak biji kluwih yang oleh warga setempat disebutnya kolor.

Biji kluwih itu digodok, dan sebagai pengganti sarapan. Barulah siang harinya, keluarga itu makan nasi.

Terkadang mereka dikasih makan, juga lauk dari tetangga.

Baca Juga: Saksikan Sendiri Soekarno Diperlakukan Sewenang-wenang oleh Pelayan di Akhir Masa Kejayaan, Mantan Ajudan Merasa Tak Tahan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak

"Dua hari sarapan isi kolor. Alhamdulillah, ini dikasih beras. Tadi juga ada orang tua yang tidak saya kenal, ngasih saya uang Rp 20.000. Bisa beli isi ulang gas," ujarnya sambil meneteskan air mata.

Triyata hanya berharap, dirinya bisa terlepas dari jeratan utang 'bank thitil'.

Dirinya masih memiliki tanggungan sebesar Rp 7,8 juta.

Dia berjanji, jika bisa terlepas dari jeratan 'bank tihtil' itu, dia tidak akan ngutang lagi ke mereka.

Selain itu, dia juga ingin mendapatkan bantuan peralatan tambal ban untuk anak keduanya.

Jika anaknya bisa membuka sendiri usaha tambal ban, dia yakin akan ada pemasukan untuk keluarga itu meskipun hanya Rp 20.000 per hari.

Penghasilan itu diharapkannya bisa menyambung hidup.

"Itu impian saya. Saya sampai pernah berpikir untuk bunuh diri. Tapi sama tetangga, saya dimarahi. Dosa."

Baca Juga: Gembar-gembor Mampu Tekan Penyebarannya, Kasus Corona di China Justru Diklaim 4 Kali Lebih Banyak dari yang Dilaporkan, Lampaui Spanyol dan Italia, Ini Penyebabnya

"Saya berharap ada bantuan, terutama kompresor dan alat tambal ban untuk anak saya," pungkasnya.

Triyata tidak mau berharap banyak dari tetangganya, karena beberapa orang tetangganya juga tidak mampu.

Rumah yang ditempati Triyata adalah rumah kontrakan sederhana, dan mulai rusak di beberapa bagian.

Rumah kontrakan itu, dikontrak keluarga itu sampai tiga tahun mendatang.

 

Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Potret Keluarga Miskin Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah, Sampai Jual Gelas & Mangkok Buat Beli Beras

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari