Memiliki Kemiripan dengan Virus Corona, Ilmuwan Temukan Penyakit Baru Berasal dari Asia, Penyakit Ini Sudah Menyebar Luas di Jerman

Afif Khoirul M

Penulis

Menurut keterangan, penyakit ini memiliki kemiripan dengan virus corona dan diketahui juga berasal dari Asia, jelas Ilmuwan.

Intisari-online.com - Saat ini pandemi Covid-19 mungkin adalah penyakit yang paling dikhawatirkan oleh penduduk seluruh dunia.

Hal itu tak lain karena penularannya yang sangat mudah, dan penyebarannya yang begitu cepat menyebabkan penyakit ini sudah menginfeksi 2,7 juta penduduk dunia.

Meski demikian, tampaknya pada era modern ini bukan tidak mungkin wabah baru bermunculan.

Baru-baru ini Ilmuwan mengumumkan, temukan penyakit jenis baru yang muncul.

Baca Juga: Makin Mencurigakan, Ilmuwan AS Dilarang China Melakukan Penyelidikan Asal Usul Virus Corona di Laboratorium Wuhan, Apa Alasannya?

Melansir Daily Express pada Jumat (24/4/20), Patogen ini muncul di distrik Ruhr Jerman, daerah perkotaan yang sangat padat penduduknya di Rhine-Westphalia Utara.

Menurut keterangan, penyakit ini memiliki kemiripan dengan virus corona dan diketahui juga berasal dari Asia, jelas Ilmuwan.

Meski demikian, tampaknya penyakit ini belum ada indikasi bisa membahayakan manusia.

Sama halnya dengan virus corona, patogen baru ini ditemukanmenyebar dari satwa liar di Jerman.

Baca Juga: Puasa di Tengah Pandemi Virus Corona, Akankah Kekebalan Tubuh Tetap Terjaga Meski Berpuasa Seharian?

Sejauh ini ilmuwan mengungkapkan bahwa penyakit ini mengancam spesies hewan tertentu, namun belum diketahui apakah berbahaya bagi manusia.

Patogen baru ini adalah jamur kulit yang mematikan, Batrachochytrium salamandrivorans, atau lebih dikenal dengan Bsal menurut German Press Agency DPA.

Jamur ini sangat berbahaya bagi salamander, diketahui amfibi yang dikenal dengan tubuh hitam dan tanda kuning cerah ini adalah spesies yang dilindungi di Jerman.

Patogen ini menyebar dengan cepat, di beberapa bagian wilayah Ruhr, dan para ahli menyebutnya sebagai wabah salamander.

Bsal diyakini telah masuk Eropa melalui impor salamander dari Asia.

Pakar kesejahteraan hewan Dortmund, Hans-Dieter Otterbein dari organisasi konservasi alam Agard, menyelidiki kasus ini.

Baca Juga: Pembelot Korea Utara Ditembak Setelah Mencoba Melarikan Diri Ternyata Positif Terinfeksi Virus Corona, Terungkap Begini Perlakukan Korut Pada Pasien Covid-19

Dia mengatakan, sangat mungkin jamu kulit ini berasal dari Asia, tetapi tidak diketahui wilayah pastinya.

Patogen berbahaya ini telah menyebar di seluruh bagian Jerman, pertama kali muncul di pegunungan Eifel di utara sebelum menyebar ke Ruhr.

Jamur kulit Bsal telah menyebabkan penurunan tajam dalam populasi di kedua wilayah Jerman ini.

Pakar juga membuat koneksi yang disamakan mirip dengan virus corona yang kini telah menyapu hampir sebagian besar wilayah di dunia.

Otterbein memperhatikan, jamur kulit ini muncul paling menonjol di daerah-daerah berpenduduk padat, di mana banyak orang berkumpul.

Akibatnya, cara untuk melepaskan rantai penularannya adalah dengan menghindari kumpul-kumpul supaya terhindar dari wabah ini.

Baca Juga: Dipenjara Karena Berani Kritik Kerajaan Saudi, Putri yang Titahan Putra Mahkota Saudi Memohon Dibebaskan saat Bulan Suci Ramadan

Sementara perbedaanya, adalah Covid-19 berasal dari virus sedangkan, Bsal berasal dari infeksi spora jamur.

Spora ini ditemukan di tanah hutan dan dibawa lumpur di sepatu dan sepeda.

Lumpur yang terkontaminasi kemudian dipindahkan ke daerah lain dan bisa menyebar lebih jauh.

Ahli menyarankan, siapapun yang datang ke gunung atau hutan untuk melalui pedesaan dan mendesinfectan sepatu mereka jika bersentuhan dengan tanah hutan.

Otterbein mengatakan, saat ini jamur tersebut sangat mengancam bagi hewan, namun belum diketahui apakah berbahaya bagi manusia.

Bsal pertama kali terdeteksi pada 2018, kemudian menyebar sejak akhir 2019 pada salamander, di hutan Dortmund.

Artikel Terkait