Penulis
Intisari-Online.com – Beberapa orang tidak memiliki gejala ketika mereka pertama kali terinfeksi HIV.
Sementara yang lain mengembangkan gejala mirip flu sementara pada beberapa minggu pertama setelah terpapar virus.
Gejala ini termasuk demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, pegal-pegal, kelelahan, dan kelenjar bengkak.
Gejala-gejala ini mungkin tidak tampak signifikan pada awalnya karena mereka mirip dengan flu dan umumnya sembuh tanpa pengobatan.
Diperlukan waktu 10 tahun setelah infeksi untuk mengalami gejala yang lebih parah.
Selama masa ini, kebanyakan orang mengalami pengurangan jumlah CD4 dalam darah mereka secara bertahap. (Sel CD4 adalah pejuang utama infeksi sistem kekebalan tubuh.)
Orang dewasa yang sehat memiliki antara 500 dan 1.200 sel CD4 dalam setiap milimeter kubik (mm3) darah.
Seseorang dengan kurang dari 200 sel per mm3 mulai mengembangkan infeksi serius yang disebut penyakit oportunistik dan telah berkembang menjadi AIDS.
Gejala AIDS meliputi:, seperti dilansir dari babycenter:
- pembengkakan kelenjar getah bening
- penurunan berat badan yang cepat
- sering demam dan berkeringat
- luka persisten atau sering di mulut atau vagina
- kelelahan yang ekstrem dan tidak dapat dijelaskan
Pengobatan HIV selama kehamilan
Pengobatan HIV adalah cara penting bagi seorang wanita yang hidup dengan HIV untuk mencegah penularan virus ke bayinya selama kehamilan atau kelahiran (ini disebut 'penularan dari ibu ke anak' atau MTCT).
Jika Anda didiagnosis sebelum hamil, kemungkinan besar Anda sudah minum obat antiretroviral.
Jika Anda baru saja didiagnosis dan belum menjalani pengobatan HIV, Anda akan disarankan untuk segera memulainya, sama seperti yang akan Anda lakukan jika Anda tidak hamil.
Melansir dari laman Terrence Higgins Trust, dokter Anda akan memberi tahu Anda tentang perawatan apa yang harus Anda ambil, karena beberapa obat lebih aman daripada yang lain.
Setelah bayi lahir, Anda dapat berbicara dengan dokter tentang apakah Anda perlu mengubah perawatan atau tidak.
Rekomendasi obat untuk wanita yang telah didiagnosis kemudian dalam kehamilan mereka sedikit berbeda dari apa yang biasanya direkomendasikan.
Penelitian menunjukkan bahwa obat anti-HIV aman digunakan pada kehamilan.
Mungkin ada sedikit peningkatan risiko melahirkan prematur atau memiliki bayi berat lahir rendah.
Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa ARV tidak berkontribusi pada kelahiran prematur.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari