Penulis
Intisari-Online.com -Walau virus corona (Covid-19) pertama kali ditemukan di Wuhan, nyatanya kini kota ini bukanlahkota dengan jumlah kasus virus corona terbanyak di dunia.
Semenjak Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia,fakta ini berubah.
Dilaporkan kini New York City menjadi kota dengan kasus positif virus corona dan kasus kematian tertinggi di dunia.
Dengan begini tak heran, kota modern inipanik menghadapi banyaknya pasien.
Sebab tak hanya ada pasien yang dirawat, tapi juga jenazah pasien.
Itulah yang dirasakan seorang pekerja kamar mayat di New York City.
Dilansir dari mirror.co.uk pada Minggu (19/4/2020),Erik Frampton (46) adalah seorang pekerja disebuah kamar mayat di New York City.
Dia menceritakan kisahnya di akun Facebook tentang banyaknya jenazah pasien virus corona di sebuah rumah sakit di New York City.
Pertama, dia harus pasrah setelah tahu bahwa persediaan kantong jenazah mulai menipis.
Erik bercerita bahwa dia bertugas membawa jenazah-jenazah pasien virus corona ke sebuah truk.
Sayangnya, karena kantong jenazah menipis dan pada akhirnya habis, Erik terpaksa menggunakan seprai rumah sakit untuk membungkus para jenazah tersebut.
"Kami menggunakan sprei rumah sakit," cerita Erick.
Karena jenazah kehabisan kantong jenazah, maka Erik bisa melihat kondisi para jenazah tersebut.
"Terkadang kami menemukan jenazah masih berdarah."
"Ada juga kadang kotoran dari jenazah."
"Jumlahnya tak terhitung. Mungkin ada berton-ton darah dan kotoran."
Terkadang juga ketika Erik kehabisan seprai rumah sakit, maka jenazah akan dibungkus menggunakan kantong plastik hitam yang besar.
Kisah sedih itu tak sampai disitu, ketika Erik membawa para jenazah itu ke dalam truk, dia bisa melihat kondisinya tak kalah mengerikan.
"Ada ratusan jenazah di dalam truk jenazah tidak ditandai atau dirawat dengan baik."
"Hanya dibiarkan menumpuk begitu saja."
Erikbisa melihat ada beberapa jenazah yang dibungkus dengant tabungventilator yang masih tersambung.
Ada juga beberapa kantong jenazah yang telah robek.
Erik mengaku kasian melihat kondisi ini, namun di sisi lain dia juga takut.
Ada dampak emosional yang dia rasakan menjadi pekerja kamar mayar.
Dalam sebuah posting Facebook lainnya, dia mengakui bahwa dia telah dipecat dari pekerjaan setelah berjuang untuk keselamatan rekan-rekannya.