Penulis
Intisari-Online.com - Di tengah mewabahnya virus corona ini, semua orang tentu terkena dampaknya.
Orangdiharuskan berdiam diri di dalam rumah untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Namun, rupanya hal tersebut membuat putus asa seorang debt collector (penagih utang).
Dia pada akhirnya menggunakan cara licik untuk mengerjai korbannya, yakni dengan mengirimkan makanan yang dipesannya.
Baca Juga: Awas! Jangan Pindahkan Kartu SIM Selama Validasi Pemblokiran IMEI Berjalan
Melansir AsiaOne, Selasa (14/4/2020), parahnya makanan yang dikirimnya mencapai lebih dariSGD 800 (Rp8,8 juta).
Dan sebenarnya keluarga yang dikirimi makanan itu adalah keluarga yang tidak bersalah, yang berarti tidak punya utang padanya.
Keluarga di Yishun,Singapuratersebut dikirimi makanan pada 13 April.
Hal itu tentu membuat gerai makanan yang malang terjebak dengan tagihan, Lianhe Wanbao melaporkan.
Tak hanya mengirimkan makanan dengan jumlah tagihan yang besar, debt collector itu juga mengancam keluarga tersebut melalui telepon, kata salah satu korban yang adalah pria berusia 49 tahun.
Menurut pria itu (yang tak disebutkan namanya), sebenarnya debt collector itu sedang mencari kakak laki-lakinya yang menurut laporan berutang uang kepadanya.
Namun, saudaranya pindah enam atau tujuh tahun yang lalu dan ia menyangkal pernah meminjam uang dari rentenir.
Kemudian, pria itu menceritakan rentetan pengiriman makanan.
Pengiriman pertama makanan adalah pesanan dari McDonald's, tiba di rumahnya sekitar jam 2 siang hari itu.
Dia awalnya berpikir bahwa petugas pengiriman salah alamat, tetapi kemudian petugas mengatakan bahwa makanan itu dikirim ke alamat yang benar.
Pria pengirim makanan kemudian menelepon rentenir untuk mengonfirmasi rincian pesanan sebelum menyerahkan telepon kepada korban pria dan istrinya.
Ketika mereka memberi tahu rentenir bahwa saudara lelakinya telah pindah, ia menjadi marah dan mengatakan kepada mereka "untuk tidak melakukan apapun" sebelum menutup telepon.
Setelah petugas pengiriman pergi, ia pun membuat laporan polisi secara online.
Namun, setelahnya, masih ada pesanan makanan yang datang lagi.
Dua lagi makanan dari dua restoran China yang berbeda tiba di rumahnya sekitar jam 4 sore dan 6 sore hari itu.
Tagihan untuk setiap restoran masing-masing mencapaiSGD 402 (Rp4,4 juta) danSGD 288 (Rp3,1 juta), katanya.
Rentenir itu juga memperingatkan mereka bahwa makanan itu "hanya hidangan pembuka" dan berjanji untuk melakukan tindakan serupa di hari-hari berikutnya.
Menanggapi pertanyaan AsiaOne, polisi mengkonfirmasi bahwa sebuah laporan telah dibuat dan penyelidikan sedang dilakukan.
Baca Juga: Bahaya! 500.000 Lebih Akun Zoom Dicuri dan Terjual di Web Gelap