Find Us On Social Media :

Berbeda dari Anggapan Intelijen Israel, Jendral AS Justru Tepis Dugaan Virus Corona sebagai Senjata Biologis Buatan China

By Tatik Ariyani, Rabu, 15 April 2020 | 13:38 WIB

Ilustrasi- virus corona merebak di China.

Intisari-Online.com - Meski dianggap berasal dari Wuhan, asal-usul munculnya virus corona juga masih dianggap misteri.

Namun, dalam satu kesempatan, sebuah sumber dari intelijen Israel mengungkapkan sebuah fakta menggegerkan tentang asal dari virus corona.

Virus Corona Wuhan yang gegerkan dunia rupanya telah ditelusuri asal muasalnya.

Rupanya, saudara virus yang sebabkan epidemi SARS ini juga berasal tidak jauh-jauh dari 'kakaknya'.

Baca Juga: Mayat-Mayat Ditumpuk dan Disandarkan Dalam Kondisi Tidak Beraturan, Beginilah Rekaman Rahasia, Situasi Rumah Sakit di Amerika Serikat di Tengah Pandemi Covid-19

Dilansir dari Washington Times, Radio Free Asia pada minggu ini telah menyiarkan kembali laporan televisi lokal Wuhan dari tahun 2015.

Laporan tersebut tunjukkan laboratorium tercanggih di China yang disebut Wuhan National Biosafety Laboratory. Lab ini dibuka pada Januari 2018.

Laboratorium tersebut adalah satu-satunya tempat yang dideklarasi China dibolehkan bekerja dengan virus-virus paling mematikan di dunia.

Mantan intelijen militer Israel, Dany Shoham, mengatakan jika institut tersebut berkaitan dengan program pembuatan senjata biologi oleh Beijing.

Baca Juga: Meleset dari Perkiraan Sebelumnya, Studi Baru Sebut Virus Corona Bisa Menyebar Dua Kali Lebih Cepat

"Laboratorium tertentu di institut tersebut mungkin telah berkaitan dengan pengembangan senjata biologi."

Ahli yang mempelajari senjata biologi China tersebut juga mengatakan proyek itu termasuk bagian dari riset militer dan tentunya sangat ditutupi.

Sementara itu, seorang jenderal AS justru mengatakan bukti bahwa virus corona berasal dari laboratorium penelitian China tidaklah cukup kuat.

Baca Juga: Ditegur Agar Pakai Masker, Pemuda yang Mengaku Polisi Justru Tantang Duel Pria Paruh Baya hingga Layangkan Tendangan dan Pukulan, Begini Kronologinya

Hal ini menyusul laporan bahwa para pejabat AS memperingatkan masalah keamanan di fasilitas penelitian di kota Wuhan pada dua tahun lalu.

"Kami memiliki banyak intelijen yang memperhatikan hal itu. Pada titik ini tidak dapat disimpulkan, meskipun bobot bukti tampaknya menunjukkan hal yang alami. Tapi kami tidak tahu pasti," kata Ketua Umum Gabungan Jenderal AS Mark Milley dikutip South China Morning Post dari Politico.

Komentar itu muncul beberapa jam setelah The Washington Post melaporkan bahwa para pejabat AS khawatir tentang keselamatan yang tidak memadai di laboratorium Wuhan yang sedang melakukan studi tentang virus corona dari kelelawar.

Menurut laporan itu, para pejabat AS yang telah mengunjungi lab tersebut mengirimkan kabel diplomatik pada Januari 2018 ke Washington yang memperingatkan tentang keselamatan dan kelemahan manajemen di lab tersebut.

Baca Juga: Lagi, Terjadi Kasus Penolakan Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19, Kini di Banyumas, 'Jumlah Tersangka Bisa Bertambah'

Selain itu juga bahwa pekerjaan fasilitas pada kelelawar mewakili risiko pandemi seperti Sars.

Penilaian Milley berbeda dengan penilaian Brigadir Jenderal Paul Friedrichs, yang menepis gagasan bahwa virus ini berasal dari laboratorium sebagai bagian dari eksperimen yang melibatkan senjata biologis.

"Supaya jadi jelas, tidak ada yang seperti itu," kata Friedrichs yang juga merupakan ahli bedah di Staf Gabungan Militer pada 6 April lalu.

“Seseorang bertanya kepada saya apakah saya khawatir. Itu bukan sesuatu yang saya khawatirkan," kata dia.

"Saya pikir, saat ini yang kami khawatirkan adalah bagaimana kami memperlakukan orang yang sakit, bagaimana kami mencegah orang jatuh sakit. Tapi saya tidak khawatir tentang virus ini sebagai senjata biologis," tegasnya.

Baca Juga: Diprediksi Penularannya Bisa Sampai 2024, Ilmuwan Peringatkan Dunia untuk Pemberlakuan 'Social Distancing' hingga 2022: Banyak Skenario Sirkulasi Jangka Panjang