Penulis
Intisari-Online.com -Seorang dokter yang bekerja di garis depan untuk melawan virus corona telah menemukan teori baru yang luar biasa setelah berhadapan dengan seorang pasien yang sekarat.
Melansir Daily Star, Selasa (14/4/2020), Dr Hooman Poor merawat seorang pasien corona di Rumah Sakit Mount Sinai New York.
Saat itu, Dr Poor akan menelepon suami pasien untuk menjelaskan kepadanya bahwa tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkannya.
Tetapi menurut satu teori, pada pasien yang paling sakit, gumpalan darah kecil menyumbat paru-paru, lapor News.com.au.
Dengan mengingat teori tersebut, Dr Poor mengambil risiko dan menggunakan obat yang mengobati pasien yang mengalami stroke dalam upaya untuk 'menghancurkan' gumpalan darah pada pasien.
"Saya berkata, 'apa sebenarnya kita harus kehilangan?'" Katanya kepada The Associated Press.
"Saat itulah saya memutuskan untuk tidak hanya memberikan pengencer darah tetapi juga pengangkut gumpalan darah."
Teori ini dimulai ketika dokter China menemukan tes darah tertentu yang menunjukkan peningkatan gumpalan darah.
Dari sini, mereka mungkin dapat menilai pasien mana yang berada dalam bahaya terbesar.
Meskipun pengencer darah digunakan dalam upaya untuk mencegah pembekuan darah, Dr Poor mengambil risiko dan menggunakan obat bernama tPA yang memecah gumpalan, daripada menundanya.
Hasilnya? Dua puluh menit setelah injeksi, kadar oksigen pasien naik, namun ini tidak berlangsung lama.
Dr Poor berkata: "Dia (pasien) menjadi lebih baik, tetapi kemudian dia mulai menjadi lebih buruk.
"Kemungkinan besar kita akan memecah gumpalan, tapi dia segera membentuk gumpalan itu lagi."
Ini adalah ketika Dr Poor melangkah lebih jauh dan menempatkan pasien pada dosis kecil tetes TPA selama 24 jam, bersama dengan pengencer darah.
Secara teori, obat itu berarti gumpalan darah yang ada akan mengencer, dan (gumpalan darah) yang baru akan dicegah.
Tetapi perawatan yang dilakukan Dr Poor itu hanya memperpanjang hidup wanita itu selama beberapa hari.
Wanita itu akhirnya meninggal karena komplikasi lain.
Setelah ini, Dr Poor merawat empat pasien lain dengan pendekatan baru untuk melawan pembekuan darah.
Satu meninggal setelah mengalami serangan jantung karena gumpalan darah besar di jantungnya.
Namun tiga pasien lainnya yang sakit parah tetap menggunakan ventilator dan membaik.
Di saat pandemi seperti ini, di mana tidak ada cukup waktu untuk pengujian, dokter memang harus membuat keputusan ekstrem.
Dr Poor menyerukan penelitian mendesak pada apakah pembekuan darah yang abnormal menjadi penyebab memburuknya kondisi beberapa orang, lapor News.com.au.
Dr Steven Pugliese, seorang spesialis paru-paru di University of Pennsylvania mengatakan: "Apa yang dilakukan para dokter ini pada pasien yang sangat sakit yang sekarat adalah keputusan darurat, dan itu adalah hal yang benar untuk dilakukan."