200 Otak Babi Tetap Hidup Usai Dikeluarkan dari Jasad, Pertanda Kehidupan Dapat Abadi?

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com- Dalam sebuah eksperimen baru yang kontroversial, otak babi berhasil dijaga hidup setelah dikeluarkan dari tubuhnya.

Otak ratusan babi bertahan hingga 36 jam setelah hewan itu dipenggal, ungkap peneliti.

Percobaan ini diklaim juga menjadi pertanda bahwa suatu hari nanti pencangkokan otak manusia untuk menjadikannya abadi setelah mati bisa dimungkinkan.

Dilansir dari Daily Mail (26/4/2018), Dr Nenad Sestan, ilmuwan yang memimpin tim Universitas Yale baru saja mengungkapkan metodenya.

Baca Juga:Suami Istri Ini Jalin Cinta dengan Wanita yang Sama dan Tinggal Serumah

Peneliti berhasil melepaskan kepala antara 100 hingga 200 babi dan berhasil membuat sadar otak-otak itu meski telah terlepas dari tubuh.

Otak itu terhubung ke sistem komputer 'BrainEX' yang memompanya dengan oksigen buatan untuk mempertahankan kehidupan.

Hasilnya miliaran sel di otak tetap hidup sehat.

Sestan mengatakan bahwa mungkin otak pada dasarnya dapat hidup tanpa batas jika diperlakukan seperti eksperimen tersebut.

Baca Juga:(Foto) Kumpulan Gambar Perang Korea Ini Jarang Diungkap ke Publik, Seram!

Mampukah manusia mengupload pikiran ke komputer?

Pelestarian otak dan memori telah dieksplorasi secara panjang lebar oleh para futuris, ilmuwan, dan pecandu fiksi ilmiah.

Hal itu disebut dengan transhumanisme.

Yakni keyakinan bahwa tubuh manusia dapat berevolusi di luar bentuknya saat ini dengan bantuan ilmuwan dan teknologi.

Baca Juga:Si Kucing Betina Selingkuh Sang Kucing Jantan Patah Hati, Lucu Banget Ekspresinya!

Praktik mengupload pikiran ini telah dipromosikan oleh banyak orang, termasuk Ray Kurzweil, direktur teknik Google.

Dia percaya pada tahun 2045, manusia sudah dapat melakukannya.

Seorang futuris terkemuka lainnya, Dr Michio Kaku, percaya bahwa realitas virtual dapat digunakan untuk menjaga kepribadian dan kenangan orang-orang yang kita cintai tetap hidup bahkan setelah mereka mati.

Bukan tanpa kritik

Baca Juga:Gawat! Rusia Siap Kirim Jet Tempur Su-35 ke Indonesia Tapi Terancam Dibatalkan Amerika

Ide 'gila' semacam ini tentu memunculkan kritik, seperti yang dilontarkan oleh Miguel Nicolelis, seorang ahli syaraf.

"Otak tidak dapat di computable dan tidak ada rekayasa yang dapat mereproduksinya," katanya.

Meski begitu, penelitian baru ini tetap saja membuktikan berhasilnya para ilmuwan menghidupkan otak babi setelah mengeluarkannya dari jasad.

Baca Juga:Hanya Bermodal Stetoskop dan Masker, Remaja Ini Jadi 'Dokter' Selama 5 Bulan

Artikel Terkait