Find Us On Social Media :

Bukan karena Tertembak, Pilot Ini Lakukan 'Eject' Akibat Gatal-gatal. Konyol!

By Agustinus Winardi, Jumat, 27 April 2018 | 11:15 WIB

Intisari-Online.com - Dalam Perang Dunia II para pilot tempur telah dilengkapi parasut untuk persiapan melompat (bail out) dari pesawatnya jika tertembak meriam penangkis serangan udara atau pesawat tempur lawan.

Cara bail out dari pesawat tempur atau pesawat pengebom itu cukup rumit karena pesawat harus tetap terbang stabil meski dalam kondisi rusak, pilot lalu membuka kanopi dan kemudian melompat untuk ‘terjun payung’.

Jika pilotnya dalam kondisi tidak terluka dan pesawat masih bisa terbang stabil sebelum meluncur jatuh, proses bail out umumnya berlangsung lancar.

Tapi jika pilotnya terluka dan pesawat susah untuk terbang stabil, proses bail out butuh perjuangan keras.

Baca juga: Kisah Seorang Tentara yang Berhasil Tumbangkan Pesawat Tempur Jepang Hanya Dengan Pistol Kecil

Pasalnya pilot harus berpacu dengan pesawat yang dalam hitungan menit sedang meluncur jatuh, sementara pilot sendiri harus bisa bail out pada ketinggian tertentu.

Proses bail out dalam pesawat pengebom bahkan berlangsung lebih rumit dan ‘rusuh’ karena yang keluar dan melompat untuk menyelamatkan diri terdiri dari beberapa awak dan harus bergiliran.

Baik pilot pesawat maupun kopilot pesawat pengebom baru bisa melompat pada giliran akhir karena harus bertugas menyetabilkan terbang pesawat yang dalam kondisi rusak.

Maka jika para awak lain seperti operator senjata, operator bom, dan operator navigasi tidak bisa keluar dari pesawat dalam waktu tepat, pilot dan kopilot umumnya akan gugur bersama pesawatnya yang meluncur jatuh.

Baca juga: Agar Tidak Mudah Tertembak Jatuh, Pilot Tempur pun Butuh Kaca Spion di Dalam Kokpit Jet Tempurnya

Pasca PD II, ketika para pilot tempur mulai menggunakan jet tempur proses bail out tetap menggunakan parasut tapi langsung menyatu dengan kursi lontar bertenaga roket.

Proses bail out menggunakan jet tempur berubah istilahnya menjadi eject karena dalam kondisi darurat pilot tinggal menarik tuas untuk eject disusul terbukanya kanopi lalu melesatnya kursi lontar ke udara.

Pilot tempur yang melesat menggunakan kursi lontar pun ketika parasut mengembang, kursi lontarnya masih menyatu dan selanjutnya meluncur ke darat.