Find Us On Social Media :

Disebut Sebagai Gubernur DKI Jakarta yang Paling 'Apes', Ini Cerita Henk Ngantung, Tinggal di Gang Sempit yang Atapnya Bocor Pasca Dicopot dari Jabatannya

By Mentari DP, Sabtu, 11 April 2020 | 13:40 WIB

Henk Ngantung, Gubernur DKI Jakarta asal etnis Tionghoa yang gemar melukis.

Ia ditunjuk Presiden Soekarno memegang kendali Ibu Kota setelah Indonesia secara resmi diakui kedaulatannya usai Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

Kondisi politik nasional saat itu masih labil.

Sementara itu, Soemarno Sosroatmodjo sudah lebih dulu merasakan tampuk kepemimpinan DKI pada 1960-1964.

Empat tahun menjabat, ia digantikan Henk Ngantung, wakilnya selama 4 tahun itu.

Kepemimpinan periode kedua Soemarno yang berlangsung tak sampai 12 bulan juga sebatas menggantikan Henk Ngantung yang dicopot tiba-tiba dari posisinya pada Juli 1965.

Rezim Orde Baru melabeli Henk Ngantung sebagai pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI).

Label itu jadi semacam wabah sampar yang diceritakan filsuf Prancis-Aljazair Albert Camus.

Cap “pengikut PKI” mampir begitu saja tanpa sebab, melekat tanpa dapat disembuhkan, dan membunuh korbannya yang tak tahu apa-apa.

Baca Juga: Ketika Gunung Krakatau Meletus, Tak Hanya Indonesia, Tapi Seluruh Dunia Berubah 'Mencekam', Ini Buktinya