Find Us On Social Media :

Mengapa Banyak Orang 'Tersihir' hingga Betah Berada di Pusat Perbelanjaan?

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 26 April 2018 | 12:45 WIB

Intisari-Online.com – Pada masanya, pusat perbelanjaan tumbuh seperti jamur di musim hujan. Terutama di Jakarta. Di hampir setiap pojok yang strategis muncul pusat perbelanjaan.

Yang satu lebih bagus dan nikmat daripada yang lain. Ternyata membuat disain pusat belanjaan juga ada psikologinya tersendiri.

Bagi calon pembelanja maupun calon pembuat pusat perbelanjaan mungkin ada baiknya untuk mengetahuinya.

Barangkali Anda juga memperhatikan: Di pusat-pusat perbelanjaan, eskalator umumnya hanya disediakan untuk orang-orang yang akan naik. Untuk turun kita harus berjalan kaki.

Baca juga: Hati-hati Saat Berbelanja, Ini Cara Mengenali Mesin Pembobol Rekening dan Kartu Kredit via Skimming

Atau harus berputar dulu ke sebelah lain, melewati barang-rbarang atau toko-toko yang sebetulnya tidak perlu kita lihat.

Ini salah satu cara untuk membuat pembelanja segan turun, segan keluar dari pusat perbelanjaan itu. Dengan berada lebih lama di dalam, orang melihat lebih banyak barang dan cenderung berbelanja lebih banyak pula.

Pusat-pusat perbelanjaan modern sengaja dirancang seperti itu. Pintu-pintu masuk dibuat lebar dan menarik. Di dalamnya dengan mudah kita menemukan jalan ke segala penjuru dan eskalator.

Orang-orang yang cuma bermaksud berbelanja sebentar jadi terdorong melihat-lihat lebih lama. Lonceng ditiadakan sehingga tidak akan mengingatkan pembelanja bahwa mereka sudah berada di sana lebih lama daripada rencana.

Baca juga: Unik, Mal Ini Sediakan Pacar Sewaan Untuk Pria yang Berbelanja Sendirian. Berminat?

Kalau kaki sudah lelah, bisa duduk di beberapa bangku yang disediakan. Tetapi umumnya tidak ada yang tahan duduk lama.  Soalnya tempat duduknya tidak bersandaran, keras dan polos, tidak enak diduduki.

Ini sengaja, supaya Anda segera berjalan lagi, mencuci mata dan menguras kantong.

Kafetaria biasanya dibuat tidak membetahkan. Ada yang letaknya agak lebih rendah dari lantai  sekitarnya sehingga yang tampak dari sana hanya kaki dan bungkusan belanjaan dari orang-orang yang lalu-lalang.