Find Us On Social Media :

Ramalan Nostradamus: Perang Dunia III Mulai dari Timur Tengah

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 25 April 2018 | 17:45 WIB

Meski jelas, roman itu tak pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, sehingga agak mustahil bila prajurit SS Jerman tahu.

Juga fiksi petualangan bahari karya Morgan Robertson (1898), yang menceritakan kemalangan yang dialami oleh kapal transatlantik 3  baling-baling sepanjang 800 kaki (sekitar 27 meter) pada pelayaran perdana.

Baca juga: Jangan Hanya Percaya pada Ramalan karena Penentu Nasib Kita adalah Diri Sendiri dan Tuhan

Seluruh 3.000 penumpangnya tewas. Ternyata, kapal Titanik karam 14 tahun kemudian (tepatnya malam 14 - 15 April 1912), dengan data-data tepat seperti digambarkan Robertson.

Melaut dalam perjalanan perdana, menggunakan 3 baling-baling dalam mesin penggeraknya, berukuran panjang 825,5 kaki (29 meter), mengangkut 3.000 orang yang seluruhnya  jadi korban.

Ramalan bisa berupa cerita yang benar-benar tertuju pada sesuatu, tapi lebih banyak berupa, ungkapan  simbolis. Bahkan tak sedikit yang terdiri dari angka-angka. Cara yang dipilih Nostradamus adalah cerita melalui baris-baris puisi.

Ini pun bisa ditafsirkan sebagai pertanda, bisa pula dicerna sebagaimana adanya gabungan makna dalam setiap kuatren itulah yang kemudian direka-reka para komentator, sebelum ataupun sesudah sebuah peristiwa berlangsung.

Baca juga: Bukan untuk Meramal Nasib, Dulu Ramalan Bintang Digunakan untuk Mengusir Setan

Terbunuhnya kakak-beradik Kennedy ("Pelaku sebenarnya tak akan pernah diketahui," kata Nostradamus),  seseorang dengan nama keluarga De Gaulle akan memerintah Prancis dalam tiga masa jabatan (Century IX Quatrain 33), atau beberapa puisi-ramalan lain.

Soal invgsi Sovyet ke Afganistan, misalnya, diterangkannya secara jelas pada Century X Quatrain 31:

“Orang-orang Rusia akan memasuki wilayah Afganistan. Dan negara-negara Arab akan menjadi sangat terbuka.”

Boleh jadi, tak ada pengertian apa pun yang dikandungnya. Tapi boleh jadi pula, bait ini menyiratkan sesuatu. Nyatanya sejarah membuktikan, bahwa paruh kedua dasawarsa 1980-an, dunia diramalikan oleh upaya membujuk agar tentara merah segera keluar dari Afghanistan.