Find Us On Social Media :

Ramalan Nostradamus: Perang Dunia III Mulai dari Timur Tengah

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 25 April 2018 | 17:45 WIB

Intisari-Online.com – Saddam Hussein telah mengabaikan batas waktu 15 Januari 1991. Insiden antara Irak melawan pasukan multinasional tak terhindari lagi. Bau mesiu pun tercium menyengat hidung.

Keadaan di Timur Tengah memang membelalakkan mata warga dunia. Kecemasan boleh muncul tatkala jumlah masing-masing kekuatan yang berhadapan di perbatasan Arab Saudi - Kuwait terus dilipatgandakan. Juga kian gemuruhnya mesin perang.

Namun bagi pengamat karya Nostradamus, semua itu bukan barang baru. Sekitar 450 tahun lalu, Michel de Nostredame, atau acap dilatinkan, dengan Nostradamus (1503 - 1566), sudah meramal bahwa Perang Dunia III akan pecah di kawasan ini.

Ketika karyanya dibuka kembali, kecemasan yang sama sungguh terasakan.

Baca juga: Begini Ramalan Nostradamus pada 2017: China Menguat, AS Melemah, Teroris Ancaman Terbesar

Pangkalnya jelas, yakni terusiknya kembali sisi kontemplatif dari karya-karya tulis para peramal, serta dominannya rasa waswas melihat krisis Telut. Faktor inilah agaknya, yang menjadikan khazanah pustaka yang bertema "akhir zaman", meriah lagi.

Lewat Centuries, karyanya setebal 10 jilid yang terbit secara bertahap (1555 - 1558), Nostradamus pernah menjelaskan salah satu "masa-masa gawat" peradaban umat manusia, yakni 1973 - 1999.

Itulah bagian terakhir dari 1000 tahun (millennium) sejarah bumi,  sebelum masuk ke babak yang disebutnya "The Golden Age".

Memang, kurun waktu 27 tahun cukup lama. Lagipula, pengertiannya bisa membias ke macam-macam hal, macam-macam penafsiran.

Sama samarnya dengan karya Nostradamus sendiri yang lebih bernuansa sastra, terbagi dalam banyak bait (masing-masing 4 baris dengan gaya bersanjak). Kemudian dikumpulkan dalam beberapa century (meski bukan berarti "abad").

Baca juga: Tak Perlu Pakai Ramalan Cuara, Cukup Lihat 4 Bentuk Awan Ini, Maka Kita Akan Tahu Cuaca ke Depannya

Pengungkapannya sangat simbolik; terkadang ngambang. Ada yang menunjuk nama, benda, hal, saat, dan Iain-lain. 

Inilah yang kemudian membuahkan pro-kontra pendapat  di kalangan para peneliti. Baik oleh Erika Cheetam lewat bukunya The Prophecies of Nostradamus, London, 1973 - yang direvisi pada 1981 – dan The Further Prophecies of Nostradamus: 1985 and Beyond, London, 1985, maupun John Hogue, Nostradamus and the Millennium, London, 1987.