Find Us On Social Media :

Dunia Maya yang Merenggut Nyawa: Berkali-kali Coba Bunuh Diri Setelah Fotonya Bertelanjang Dada Menyebar di Internet

By Intisari Online, Rabu, 25 April 2018 | 13:30 WIB

Di sekolahnya yang baru, Amanda sedikit demi sedikit bisa memulihkan derita psikologisnya. Namun itu tidak bertahan lama. Setahun setelah kejadian itu, Mr. X kembali menghantui hari-hari Amanda.

Kali ini serangannya lebih hebat. Dia mengirimkan foto telanjang dada Amanda  ke semua teman Facebook-nya, dan membuat akun Facebook khusus dengan foto memalukan tersebut sebagai foto profilnya.

Mulailah Amanda menjadi target bullying (perundungan), baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Teman-teman sekolah menyorakinya seakan dia seorang bintang tenar, bedanya itu bukan sorakan membanggakan.

Di internet, orang-orang juga tak henti merundung Amanda, meminta foto-foto syur lainnya, seakan Amanda seorang pelacur tak ada harganya. Amanda mulai “tenar” sebagai bahan cibiran di internet.

Tiba-tiba dunia nyata juga mulai mengenali Amanda, gadis lugu yang foto dadanya ada di mana-mana.

Amanda mulai kehilangan teman-teman dekatnya, dan yang lebih parah, kehormatannya. Dukungan moral dari orangtua dan saudaranya tidak mempan membentengi terpaan cibiran dari segala arah yang menerpa batin Amanda.

Di usia belia itu, Amanda beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri dengan mengiris nadi pergelangan tangannya. Bagi Amanda, hidup sudah tidak berharga. Namun Sang Khalik belum mengizinkan Amanda bertemu dengan-Nya.

Tahu beratnya beban yang ditanggung anaknya akibat dunia maya yang telah merenggut nyawanya, akhirnya orangtua Amanda Todd kembali memindahkan putrinya ke sekolah lain.

Di tempat yang baru ini, Amanda kembali mendapatkan harapan hidupnya. Di bulan pertama dia bersekolah, dia mendapat seorang teman pria yang usianya lebih tua dari Amanda.

Itulah kali pertama Amanda mempunyai teman kembali setelah terkungkung dalam depresi mendalam yang membuatnya takut bertemu orang lain.

Amanda merasa mendapatkan teman yang bisa mendengarkan keluh-kesahnya, berbagi beban penderitaan hidup yang baru ia alami, dan menumbuhkan kembali senyum di wajah Amanda. Suatu ketika, mereka saling suka.