Kekhawatiran Baru China, Jumlah Kasus Virus Corona Tanpa Gejala Meningkat

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com -Jumlah kasus virus corona tanpa gejala di China melonjak.

Komisi Kesehatan Nasional mengatakan bahwa 78 kasus asimptomatik baru telah diidentifikasi pada Minggu sore dibandingkan dengan 47 hari sebelumnya.

Kasus impor dan pasien tanpa gejala, yakni kasus tanpa menunjukkan gejala tetapi masih dapat menularkan virus kepada orang lain, telah menjadi perhatian utama China dalam beberapa pekan terakhir.

China sebelumnya berhasil menekan tingkat infeksi dengan penahanan ketat.

Baca Juga: Meski Berdampak pada Perekonomian, Jepang Umumkan Darurat Nasional Terkait Virus Corona

Otoritas kesehatan Provinsi Hubei mengungkapkan bahwa, Hubei yang merupakan episentrum awal wabah, menyumbang hampir setengah dari kasus asimptomatik baru.

Sebanyak 705 orang dengan kasus tanpa gejala berada di bawah pengawasan medis di sekitar daratan China.

Lonjakan kasus tanpa gejala yang baru dilaporkan China minggu lalu menimbulkan kekhawatiran.

Pasalnya, ibu kota provinsi Hubei di Wuhan bersiap untuk mengizinkan orang meninggalkan kota pada 8 April untuk pertama kalinya sejak dikunci pada akhir Januari.

Baca Juga: Pernah Tak Direstui Kim Jong-Il, Begini Kisah Tragis Mantan Kekasih Kim Jong Un, Dieksekusi Mati Menggunakan Senapan Mesin Setelah Video Skandal Dewasanya Terbongkar

Hubei mulai melonggarkan pembatasan perjalanan akhir bulan lalu. Ini adalah bagian dari upaya China yang lebih luas untuk mengembalikan perekonomian ke jalur semula.

Di sisi lain, China berusaha mencegah gelombang kedua infeksi.

Senin (6/4), Xinhua melaporkan bahwa otoritas Wuhan mencabut status bebas wabah dari 45 kompleks perumahan karena munculnya kasus tanpa gejala dan karena alasan lain yang tidak ditentukan.

Baca Juga: Dulu Sembuh dari Wabah Flu yang Bunuh 50 Juta Orang di Dunia, Kini Nenek Usia 104 Tahun Ini Juga Berhasil Sembuh dari Covid-19

Status bebas epidemi memungkinkan orang yang tinggal di sebuah kompleks di Wuhan untuk meninggalkan rumah mereka selama dua jam sekaligus.

China telah melaporkan total 81.708 kasus, dengan 3.331 kematian.

Kasus perbatasan Rusia

China telah menutup akses bagi orang asing di tengah penyebaran virus corona secara global.

Tapi, sebagian besar kasus impor melibatkan warga negara China yang kembali dari luar negeri.

Dari kasus baru yang menunjukkan gejala kemarin, 38 adalah orang yang telah memasuki Tiongkok dari luar negeri, dibandingkan dengan 25 hari sebelumnya.

Dari mereka, 20 telah tiba di provinsi timur laut Heilongjiang yang berbatasan dengan Rusia.

Baca Juga: Dulu Sembuh dari Wabah Flu yang Bunuh 50 Juta Orang di Dunia, Kini Nenek Usia 104 Tahun Ini Juga Berhasil Sembuh dari Covid-19

Semuanya adalah warga Tiongkok yang telah terbang dari Moskow ke Vladivostok, termasuk 12 yang menggunakan penerbangan 2 April yang sama, dan melakukan perjalanan ke China melalui jalan darat.

Sumber infeksi lain yang mungkin adalah sekitar 1,6 juta warga Tiongkok yang belajar di luar negeri.

Banyak di antara mereka telah berjuang untuk kembali ke rumah sejak Beijing membatasi penerbangan internasional ke negara itu.

Kedutaan besar China di Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa China tengah mempersiapkan penerbangan charter untuk membawa pulang pelajar China yang belajar di AS, dimulai dengan yang termuda.

Provinsi Guangdong melaporkan satu infeksi baru yang ditularkan secara lokal. Angka ini turun dari lima hari sebelumnya di provinsi yang sama.

Baca Juga: Kim Jong Un Selalu Bawa Toilet Pribadi Saat Pergi, Ternyata Ia Sangat Takut Kotorannya Diambil Orang, Alasannya?

Kasus penularan lokal di kota Shenzhen, adalah orang yang telah melakukan perjalanan dari provinsi Hubei, kata pihak berwenang provinsi Guangdong.

Komisi kesehatan Guangdong menaikkan tingkat risiko untuk total empat distrik di kota Guangzhou, Shenzhen dan Jieyang dari rendah menjadi sedang pada hari Minggu.

Artikel ini pernah tayang di Kontan.id dengan judul "Kasus virus corona tanpa gejala di China meningkat"

Artikel Terkait