Find Us On Social Media :

Tongseng Anjing Begitu Laris di Yogyakarta, Ternyata Ini Penyebabnya

By Agustinus Winardi, Senin, 23 April 2018 | 15:00 WIB

Jika para konsumen berusaha mencari sengsu pukul 22.00 WIB dipastikan akan kecele karena semua pedagang sengsu sudah tutup.

BACA JUGA: Pernah Mendengar 'Partikel Tuhan' yang Menurut Hawking Bisa Timbulkan Kiamat? Kali Ini Ada Teori Partikel Virtual yang Bisa 'Menelan' Matahari

Untuk mencari penjual sengsu yang para penjualnya tersebar di sepanjang desa dan  jalur jalan  Kulon Progo-Klepu-Godean- hingga kota Yogyakarta tidaklah  sulit.

Jika bingung bahkan bisa bertanya kepada warga yang biasa memiliki warung makan pinggir jalan dengan kode pertanyaan, ‘’ Yang jual ‘jamu sengsu’ di mana Mas..?’’

Pertanyaan itu pun akan dijawab dengan jelas tanpa malu-malu.

Maka tidak mengherankan jika di Yogyakarta,  kadang ada ‘blantik’ (makelar binatang) yang bertanya-tanya kepada warga yang pelihara anjing, apakah ‘wedus balap’-nya mau dijual atau tidak.

Maka jawabannya bisa beragam.

Misalnya, ‘’Gundulmu,  asuku ora didol iki. Isih dinggo njegoki maling. Urung kepengen didol dinggo gawe jamu (Kepalamu, anjingku tidak dijual. Masih dipakai untuk nakut-nakuti maling. Belum kepingin dijual untuk dibikin jamu)’’.

Atau malah jawaban menggembirakan.

‘’Lumayan pelihara anjing enam  bulan bisa dapat emas 1 gram...’’

BACA JUGA: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak